Israel dan militan Hamas di Palestina mengecam laporan terbaru PBB yang mengatakan kedua pihak itu mungkin melakukan kejahatan perang selama perang Gaza tahun lalu.
Laporan PBB hari Senin (22/6) itu menyebutkan terdapat “informasi berbobot yang mengindikasikan kejahatan perang dilakukan oleh kedua pihak.” Laporan itu juga mengutuk kehancuran dan penderitaan manusia yang luar biasa akibat perang tersebut.
Laporan itu menuduh militan Hamas menarget warga sipil dengan serangan-serangan roket, sementara Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan di daerah-daerah sipil di Jalur Gaza. Kedua hal itu, kata laporan tersebut, berpotensi menjadi kejahatan perang.
Perang itu menewaskan lebih dari 2.200 orang Palestina dan 73 warga Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “Israel tidak pernah melakukan kejahatan perang. Israel hanya mempertahankan diri dari sebuah organisasi teror yang ingin menghancurkan Israel dan melakukan banyak kejahatan perang.” Kata Netanyahu, Israel akan terus bertindak keras dan tegas melawan siapapun yang hendak membahayakan warganya dan Israel akan melakukannya sesuai hukum internasional.”
Di pihak Hamas, pejabat senior Ghazi Hamad mengatakan laporan PBB itu menciptakan kesan tidak berimbang antara korban dan penjahat. Kepada kantor berita AP, Hamad mengatakan serangan roket dan mortir Hamas diarahkan ke lokasi-lokasi militer bukan sipil.
Laporan itu mengatakan Israel telah melakukan penyelidikan internal atas berbagai tuduhan pelanggaran itu, berbeda dengan Palestina.
Minggu lalu, Israel merilis laporannya tentang perang itu. Kata laporan itu, Israel tidak secara sengaja menarget warga sipil sementara Hamas secara sengaja menyasar warga sipil Israel. Hamas, lanjut laporan itu, juga menggunakan warganya sendiri sebagai tameng manusia.
Hamas menyebut laporan Israel itu “tak berguna.”
Perang selama 50 hari di Gaza pertengahan tahun lalu pecah menyusul aksi penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel dan seorang remaja Palestina.