Israel Kembali Serang Beit Lahiya, Sedikitnya 30 Orang Tewas

  • Associated Press

Sejumlah warga Palestina membantu korban yang terluka akibat serangan Israel ke wilayah Beit Lahiya, di utara Jalur Gaza, pada 30 Oktober 2024. (Foto: Reuters/Stringer)

Sebuah ledakan besar terlihat di cakrawala utara Gaza pada Senin (18/11) dini hari setelah serangan Israel sehari sebelumnya di Beit Lahiya menewaskan sedikitnya 30 orang.

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Hosam Abu Safiya, mengatakan puluhan orang mengalami luka-luka dalam serangan Israel tersebut, dan kemungkinan besar masih banyak yang berada di bawah reruntuhan bangunan.

Penduduk yang melarikan diri mengatakan kepada Associated Press bahwa rumah-rumah mereka hancur terkena serangan.

Pernyataan militer Israel sebelumnya mengatakan pihaknya melakukan beberapa serangan terhadap “sasaran teroris” di Beit Lahiya, dan upaya untuk mengevakuasi warga sipil dari “zona perang aktif” terus berlanjut.

Pasukan Israel kembali melakukan serangan di Gaza utara, dengan mengatakan militan Hamas telah berkumpul kembali. Mereka juga mengatakan dua tentara Israel tewas di Gaza utara pada hari Minggu (17/11).

BACA JUGA: Paus Serukan Investigasi untuk Tentukan Apakah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Perang Israel-Hamas berawal setelah kelompok militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Hamas juga menculik sekitar 250 orang, yang sebagian besar telah dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata pertama pada November 2023. Sekitar 100 sandera lainnya masih berada di Gaza, namun diperkirakan sepertiga diantaranya telah meninggal.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan serangkaian serangan balasan Israel lewat darat dan udara hingga pertengahan November 2024 ini telah menewaskan lebih dari 44.500 warga Palestina. Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 100.000 lainnya mengalami luka-luka, di mana menurut WHO seperempat korban luka-luka menderita cacat permanen.

Sekitar 90 persen populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah sebagian besar wilayah itu diluluhlantakkan oleh serangan darat Israel.

Sementara itu, Paus Fransiskus pada hari Minggu (17/11) menyerukan dilakukannya penyelidikan untuk menentukan apakah serangkaian serangan Israel di Gaza merupakan genosida; demikian menurut petikan pernyataan hari Minggu, yang diambil dari sebuah buku yang akan segera dirilis. [em/jm]