Beberapa hari setelah terjadi tembak-menembak paling sengit antara Israel dan militan Palestina di Gaza sejak konflik 2014, Israel mengatakan pihaknya memblokir pengiriman bahan bakar dan gas lewat satu-satunya pelintasan ke wilayah Gaza sampai hari Minggu. Zona penangkapan ikan yang diberlakukan oleh Israel untuk Jalur Gaza juga dikurangi dari 10 kilometer menjadi hanya 5 kilometer dari pesisir.
Tempat pelintasan barang-barang itu, Kerem Shalom, akan tetap dibuka untuk makanan dan obat-obatan berdasarkan kasus per kasus. Tempat pelintasan itu sudah ditutup sejak 9 Juli, sebagai tanggapan terhadap serangan bom-bom api.
Langkah ini diberlakukan menyusul ketegangan selama berbulan-bulan yang berpotensi memicu perang keempat antara Israel dan militan Gaza sejak 2008. Selain layang-layang yang membawa bom api dan tembak-menembak akhir pekan lalu, protes masa dan bentrokan di sepanjang perbatasan Gaza sejak 30 Maret telah menyaksikan puluhan warga Palestina ditembak mati oleh tentara Israel.
Hamas, gerakan Islam yang menguasai Jalur Gaza, telah terpojok oleh penutupan itu, dengan kondisi kemanusiaan di daerah kantong yang berpenduduk dua juta orang itu semakin memburuk.
Satu-satunya pelintasan perbatasan Gaza lainnya adalah di perbatasan dengan Mesir dan itu juga ditutup hari Selasa, meskipun sebuah sumber di pelintasan itu mengatakan, penutupan itu dilakukan hanya karena alasan "teknis". Namun, penutupan itu mendorong spekulasi bahwa Mesir telah menutupnya untuk menekan pembrontak Islamis menghentikan peluncuran layang-layang yang dimuati bom api ke dalam wilayah Israel.
Dikenal sebagai Rafah, pelintasan itu telah ditutup dalam beberapa tahun terakhir, meskipun Mesir membukanya sejak pertengahan Mei. Israel bertekad menanggapi secara lebih tegas ratusan layang-layang dan balon-balon bermuatan bom api yang diluncurkan warga Palestina dari pagar perbatasan sejak April.
Perdana Menteri Netanyahu mengatakan, ketika mengunjungi markas divisi militer di perbatasan dengan Gaza pada Selasa, "Kami sedang dalam kampanye yang melibatkan pukulan-pukulan keras dan saya tegaskan, tentara kami siap untuk menghadapi skenario apa pun."
Hamas mengecam penutupan pelintasan perbatasan oleh Israel ini dan menyebutnya sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan" serta menuduh Israel membesar-besarkan ancaman yang berasal dari layang-layang bermuatan bom api itu. Warga Palestina di Gaza melihatnya sebagai perlawanan sah terhadap blokade Israel yang sudah berlangsung lebih dari satu dasawarsa.
"Pihak Israel bermain dengan api jika pesawat tempurnya menarget para peluncur layang-layang itu," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri.
Dinas pemadam kebakaran Israel mengatakan, sekitar 750 kebakaran telah menghanguskan sekitar 2.600 hektar lahan. Bom-bom api itu sebagian besar diluncurkan dengan layang-layang dan balon. [ps/jm]