Pasukan Israel mengatakan pada Rabu (29/5), mereka telah menguasai koridor penting di perbatasan Gaza-Mesir, yang mereka duga digunakan untuk menyelundupkan senjata. Sementara itu, serangan darat terhadap Hamas di kota perbatasan Rafah makin meningkat.
Seorang juru bicara militer mengatakan, sekitar 20 terowongan ditemukan di area koridor tersebut. Sebuah klaim yang ditolak oleh Mesir, yang menuduh Israel menggunakan tuduhan terkait terowongan di bawah perbatasan itu sebagai tameng pada serangan mereka ke Rafah.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan untuk bertemu kembali di hari kedua pembicaraan darurat, setelah sebuah serangan di akhir pekan lalu memicu sebuah kebakaran yang oleh para pejabat Gaza katakan telah menewaskan 45 orang dan melukai sekitar 250 orang.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres adalah salah satu dari banyak pemimpin dunia yang menyuarakan kemuakan pada pertumpahan darah, dan menuntut bahwa “kengerian ini harus dihentikan.”
Penasehat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengatakan, bagaimanapun perang mungkin akan berlangsung hingga akhir tahun ini.
“Kita mungkin akan menjalani pertempuran selama tujuh bulan lagi untuk mengonsolidasikan kesuksesan kita dan meraih apa yang telah kita definisikan sebagai kehancuran kekuatan dan kemampuan militer Hamas,” kata Hanegbi.
Juru bicara pasukan Israel, Daniel Hagari, setelah itu mengatakan bahwa pasukan Israel telah mengambil “kontrol operasional” dari koridor Philadelphi sepanjang 14 kilometer yang strategis, di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, dan menemukan sekitar 20 terowongan.
Koridor itu, yang digunakan sebagai penyangga antara Gaza dan Mesir, dikhawatirkan menjadi saluran pengiriman senjata bagi kelompok bersenjata di wilayah itu, sejak penarikan Israel dari Gaza pada 2005. Penguasaan Israel terhadap koridor ini terjadi beberapa pekan setelah pasukan Israel mengambil alih perlintasan Rafah di sisi Palestina. [ns/jm]