Kepolisian Israel, pada Minggu (29/1), menyegel rumah keluarga pelaku penembakan di Yerusalem, dua hari setelah warga Palestina itu membunuh tujuh orang di luar sebuah sinagoge, ketika kekhawatiran akan terjadinya eskalasi unjuk rasa paling mematikan di Yerusalem dan Tepi Barat meningkat setelah bertahun-tahun.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana untuk mempermudah warga Israel membawa pistol setelah terjadinya serangan di sinagoge itu. Serangan tersebut merupakan serangan terhadap umat Yahudi yang menelan paling banyak korban di kawasan Yerusalem sejak 2008. Peristiwa itu terjadi sehari setelah militer Israel melancarkan serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di Kota Jenin, Tepi Barat.
Pada Sabtu (28/1), seorang anak laki-laki Palestina menembak sekelompok warga sipil Israel di Yerusalem, melukai dua orang di antaranya, sebelum seorang lainnya menembak pelaku dan melukainya. Sementara pada hari Minggu, warga sebuah desa Palestina di luar Ramallah di Tepi Barat mengatakan bahwa sekelompok orang dari permukiman Israel di dekat sana membakar sebuah rumah dan menghancurkan pintu-pintu, juga jendela-jendela rumah lain.
Netanyahu mengatakan bahwa mempermudah orang Israel mendapatkan izin membawa senjata api akan mengurangi tingkat kekerasan: “Kita sudah berkali-kali melihat warga sipil yang heroik, bersenjata dan terlatih menyelamatkan nyawa orang lain.”
Pihak berwenang Israel mengelas pintu rumah dan menyegel jendela kediaman keluarga pelaku penembakan sinagoge, yang kakeknya, kata pihak keluarga, dibunuh Israel 25 tahun lalu.
Pemerintah Netanyahu juga mengizinkan rumah keluarga pelaku untuk disegel meskipun tidak ada yang terbunuh, mengubah kebijakan yang berlaku.
Langkah lebih lanjut diumumkan untuk memperkuat permukiman di Tepi Barat yang diduduki dan mencabut hak tinggal kerabat warga Palestina yang melakukan serangan.
“Meski kami tidak akan ragu bertindak melawan terorisme, kami berharap dapat mengembalikan ketenangan dan stabilitas di lapangan,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant setelah melakukan penilaian keamanan di Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan berada di Yerusalem dan Tepi Barat minggu ini untuk kunjungan pertamanya sejak Netanyahu kembali berkuasa sebagai pemimpin koalisi yang mencakup sayap kanan. Kunjungan Blinken tampaknya akan didominasi oleh upaya untuk mencegah agar kekerasan tidak meletus di luar kendali. [rd/lt]