Pemerintah Israel mengatakan pada Rabu (19/6) bahwa senjata dan amunisi dari AS “sedang dalam proses pengiriman ke Israel”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (18/6) mengklaim bahwa AS menunda pengiriman senjata, menyiratkan bahwa hal itu memperlambat serangan Israel di Kota Rafah, Gaza selatan, di mana pertempuran semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang mengerikan bagi rakyat Palestina.
Biden telah menunda pengiriman bom-bom berat tertentu ke Israel sejak Mei karena kekhawatiran mengenai pembunuhan warga sipil di Gaza.
Meski demikian, pemerintahan Biden juga berusaha keras untuk menghindari kesan bahwa pasukan Israel telah melampaui batas dalam invasinya yang semakin dalam ke Rafah, yang akan memicu lebih banyak larangan pengiriman senjata.
BACA JUGA: Israel Tuding AS Tahan Senjata, Blinken: AS Kaji Bom 907 KilogramDavid Mencer, juru bicara pemerintah Israel, mengatakan bahwa Duta Besar AS untuk Israel telah memberitahu Netanyahu bahwa amunisi dan senjata sedang dalam proses pengiriman.
“Perdana menteri berterima kasih kepadanya atas kabar itu, dan mengatakan bahwa ia mengharapkan hal ini terjadi,” ungkap Mencer.
Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran, saling baku tembak lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang Israel-Hamas pecah kembali Oktober lalu.
Hizbullah mengatakan, sedikitnya tiga pejuangnya tewas dalam serangan Israel pada Rabu, ketika utusan AS berupaya meredakan ketegangan.
Media pemerintah Lebanon melaporkan beberapa serangan Israel di sepanjang perbatasan dan di daerah utara kota pesisir Tyre, sekitar 30 kilometer dari perbatasan, pada Rabu.
Di sisi lain, militer Israel mengatakan bahwa dua tembakan Hizbullah merusak beberapa kendaraan di Israel utara.
BACA JUGA: AS Serukan Deeskalasi ‘Mendesak’ Bentrokan Israel-HizbullahPertempuran itu terjadi ketika Amos Hochstein, penasihat senior Presiden AS Joe Biden, kembali ke Israel setelah bertemu dengan para pejabat di Lebanon pada Selasa.
Belum ada informasi apakah ia berhasil membuat kemajuan untuk menghindari perang regional yang menghancurkan.
Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 400 orang di Lebanon, di mana sebagian besarnya pejuang Hizbullah, tapi 80 di antaranya warga sipil.
Di Israel utara, 16 tentara dan 11 warga sipil tewas. [rd/ns]