Israel Serang Kamp Pengungsi di Gaza Saat Malam Natal, Sedikitnya 60 Tewas

  • Associated Press

Asap mengepul dari arah Jalur Gaza menyusul serangan Israel ke wilayah tersebut pada 24 Desember 2023. (Foto: AP/Ariel Schalit)

Sedikitnya 60 orang tewas ketika sebuah rudal menghantam kawasan pemukiman di kamp pengungsi Maghazi, di pusat kota Gaza, pada Minggu (24/12).

Puluhan warga dan tim tanggap darurat masih bekerja keras menemukan mereka yang selamat di balik puing-puing reruntuhan bangunan.

“Kami semua menjadi sasaran, padahal kami semua warga sipil,” ujar Ahmad Turokmani yang kehilangan beberapa anggota keluarganya dalam serangan itu.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Mereka (Israel.red) menyuruh kami untuk meninggalkan rumah kami dan pergi ke tempat yang aman di pusat kota Jalur Gaza. Kami datang ke sini sesuai perintah, tetapi kami jadi martir.”

Korban tewas dan luka-luka dilarikan ke rumah sakit Al Aqsa di Kota Deir Al-Balah.

Asap membubung tinggi di atas cakrawala Jalur Gaza ketika Israel menghantam daerah kantong yang terkepung itu pada Malam Natal.

BACA JUGA: Warga Palestina Ungkap 'Penyiksaan' dalam Tahanan Tentara Israel

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang diperintah oleh Hamas, mengatakan hingga hari Minggu ini lebih dari 20.000 warga telah tewas dan lebih dari 50.000 lainnya mengalami luka-luka akibat serangkaian serangan balasan Israel dari darat dan udara terhadap kelompok militan Hamas. Sementara 85% dari 2,3 juta penduduk di daerah kantong itu terpaksa mengungsi.

Israel melancarkan serangan balasan ke Jalur Gaza untuk menghancurkan kelompok militan Hamas yang menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 warga Israel, sebagian besar warga sipil. Hamas juga menyandera sekitar 240 orang, yang sebagian telah dibebaskan.

Militer Israel pada hari Minggu mengatakan 14 tentara IDF tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza akhir pekan ini, sebuah isyarat bahwa Hamas masih melakukan perlawanan meskipun telah digempur serangkaian serangan darat dan udara selama lebih dari delapan minggu. [em/jm]