Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu (20/10), menunda pengusiran paksa satu desa suku Bedouin di Tepi Barat yang diduduki, kata seorang pejabat pemerintah.
Nasib Khan al-Ahmar telah mengundang keprihatinan internasional sejak Israel mengatakan berencana untuk menggusur desa itu, sebuah kamp bobrok yang ditinggali 180 orang.
Penduduknya, didukung oleh para aktivis asing yang telah berkumpul di lokasi itu, telah menunggu buldoser yang bisa datang sewaktu-waktu sejak tenggat 1 Oktober dari Israel kepada para penduduk untuk menggusur rumah mereka sendiri telah lewat.
"Kami akan waspada dan siap untuk menghadapi penggusuran sampai berita (mengenai penundaan) telah dikukuhkan," kata Walid Assaf, seorang Menteri Otorita Palestina.
Rencana pengusiran itu tadinya termasuk relokasi ke sebuah wilayah sekitar 12 kilometer jaraknya, dekat dengan sebuah tempat pembuangan.
Tapi seorang pejabat di kantor Netanyahu, yang berbicara dengan syarat identitasnya dirahasiakan, mengatakan sebuah rencana relokasi alternatif sedang dipelajari, dengan berkoordinasi dengan Otorita Palestina.
"Tujuannya adalah untuk mengutamakan negosiasi sepenuhnya dan (mempelajari) rencana-rencana yang diusulkan oleh berbagai pihak, termasuk (usulan yang baru diterima) dalam beberapa hari terakhir," kata pejabat itu. [vm]