Israel Ubah Larangan Berkunjung Satu Legislator AS

Anggota DPR AS dari Partai Demokrat: Rashida Tlaib (kiri) dan Ilhan Omar berbicara di Gedung Capitol, Washington DC. (Foto: dok).

Israel telah mengubah keputusannya untuk melarang kunjungan seorang legislator Amerika ke Israel.

Kementerian Dalam Negeri Israel, Jumat (16/8) menyatakan akan mengizinkan anggota DPR Amerika Rashida Tlaib untuk berkunjung atas dasar “kemanusiaan,” untuk bertemu neneknya yang orang Palestina.

Israel, Kamis (15/8) menyatakan tidak akan mengizinkan Tlaib dan anggota DPR lainnya, Ilhan Omar, memasuki negara itu, sehingga memicu kontroversi baru dalam perdebatan mengenai dukungan Amerika terhadap sekutunya di Timur Tengah itu. Omar tidak disebut-sebut dalam pernyataan Israel, Jumat (16/8).

Kedua legislator dari partai Demokrat itu adalah pengkritik keras Israel dan perlakuannya terhadap warga Palestina. Mereka sedianya akan mengunjungi Israel dan beberapa kota di Tepi Barat.

BACA JUGA: Israel Cekal 2 Anggota Kongres AS

Deputi Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Israel Kan hari Kamis, “Kami tidak akan membiarkan mereka yang menolak hak kami eksis di muka bumi ini untuk memasuki Israel. Pada prinsipnya, ini adalah keputusan yang sangat dibenarkan.”Presiden Amerika Donald Trump mencuit beberapa saat sebelum pengumuman hari Kamis, dengan menulis, “Akan menunjukkan kelemahan besar jika Israel mengizinkan anggota DPR Omar dan Tlaib berkunjung. Mereka membenci Israel dan seluruh rakyat Yahudi, dan tidak ada yang dapat dikatakan atau dilakukan untuk mengubah pikiran mereka.”

​Kemudian, Trump membela keputusan Israel. “Saya tidak dapat membayangkan mengapa Israel mengizinkan mereka masuk,” ujarnya, seraya mengulangi bahwa kedua legislator itu “sangat anti-Yahudi dan sangat anti-Israel.”

Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi mengatakan pernyataan presiden merupakan “tanda kebodohan dan penghinaan, tidak sesuai dengan martabat jabatan kepresidenan.” Pelosi menegaskan kembali kecintaannya pada Israel tetapi ia mengatakan langkah melarang masuk Omar dan Tlaib merupakan “tanda kelemahan, dan tidak sesuai dengan martabat negara besar Israel.” [uh/lt]