“Kami tahu pasti kenapa Putin membunuh Alexey tiga hari yang lalu. Kami akan membukanya kepada Anda segera; kami akan menemukan siapa dan bagaimana tindak kriminal itu dilakukan. Kami akan sebut nama dan tunjukkan wajahnya.”
Pernyataan itu disampaikan Yulia Navalnaya, istri dari pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny, hari Senin (19/2).
Selain menyebut keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kematian suaminya, Navalnaya juga menyatakan akan meneruskan perjuangan Navalny untuk “membebaskan Rusia”.
Navalnaya pun mengajak seluruh pendukung oposisi untuk ikut serta berjuang melawan Putin dengan semangat yang jauh lebih membara dibanding sebelumnya.
“Saya akan meneruskan pekerjaan Alexey Navalny, melanjutkan perlawanan untuk negara kita dan saya ingin Anda berdiri bersama saya,” ujar Navalnaya.
BACA JUGA: Janda Navalny: Saya akan Lanjutkan Perjuangan Suami Demi Rusia yang BebasSetelah Alexey Navalny ditemukan tewas di dalam penjara Rusia pada Jumat (16/2) pekan lalu, pihak oposisi Rusia kehilangan politisi yang paling terkenal dan inspiratif hanya kurang dari satu bulan sebelum pemilihan umum yang hampir pasti akan memberi Putin enam tahun lagi untuk berkuasa.
Hal ini pun menjadi pukulan telak bagi banyak warga Rusia yang melihat Navalny sebagai harapan perubahan poltik setelah kritik menerus yang dilakukannya terhadap Kremlin.
Seruan Navalnaya untuk melanjutkan perjuangan Navalny melawan Putin disebut pakar akan penuh dengan tantangan dan bahaya yang mengancam.
Pasalnya, upaya untuk memimpin oposisi dari Rusia hampir pasti akan berujung penangkapan, dan memimpin oposisi dari luar Rusia akan dicap sebagai boneka asing yang dikendalikan oleh intelijen Barat.
Alexei Levinson, Kepala Riset Sosial Budaya Levada Center Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa yang bisa dilakukan Navalnaya saat ini adalah tetap menjaga semangat perjuangan Navalny tetap hidup, dan melanjutkannya akan perlu waktu.
“Ini tidak akan memberi hasil yang instan, tetapi kita bisa berharap sesuatu yang serius darinya. Karena pengaruh Navalny, jika saya memahaminya dengan benar, menyebar ke lingkungan sosial yang tidak tersentuh oleh pengaruh tokoh-tokoh oposisi lainnya,” jelas Levinson.
Navalnaya pada hari Senin menghadiri pertemuan dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa Josep Borell serta sejumlah diplomat lainnya. Pertemuan itu bertujuan untuk menyampaikan dukungan kepada Navalnaya serta pihak oposisi Rusia, serta menyalahkan Putin atas kematian Navalny.
BACA JUGA: Setidaknya 212 Demonstran Kasus Navalny Ditangkap di Seluruh RusiaSementara itu di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk menambah sanksi baru bagi Rusia atas kematian Navalny.
Alexey Navalny, yang berusia 47 tahun, sebelumnya dilaporkan pihak penjara Rusia jatuh tidak sadarkan diri dan meninggal dunia secara mendadak.
Kremlin membantah adanya keterlibatan dalam kematian itu dan tidak bisa menerima tuduhan Barat bahwa Putin bertanggung jawab atas kematiannya.
Meski begitu, orang tua Navalny hingga kini tidak diizinkan untuk melihat jenazah anaknya dengan alasan penyebab kematian Navalny belum jelas, menurut otoritas Rusia.
Spekulasi pun berkembang bahwa otoritas Rusia sengaja menyembunyikan jenazah Navalny untuk menutupi kemungkinan adanya permainan di baliknya. [ti/jm]
Your browser doesn’t support HTML5