Istri Trump Berupaya Perhalus Citra Suami dalam Konvensi Nasional

Melania Trump, istri kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump, berbicara dalam hari pertama Konvensi Nasional di Cleveland (18/7). (AP/Carolyn Kaster)

Melania mengatakan jika terpilih menjadi presiden, Donald akan menjadi presiden bagi semua orang, termasuk kelompok Yahudi, Kristen, Hispanik dan Muslim.

Jika dalam Konvensi Nasional Partai Republik sebelumnya calon presiden yang dinominasikan secara resmi tampil pada hari paling terakhir, maka kali ini Donald Trump justru tampil di hari pertama.

Bukan untuk berpidato, tetapi untuk memberi dukungan dan sekaligus memperkenalkan istrinya, Melania, yang berpidato dan menjadi bintang utama Konvensi Republik hari Senin (18/7).

Mantan model yang dilahirkan dan dibesarkan di Slovenia itu mencoba meyakinkan publik Amerika bahwa suaminya adalah sosok yang paling tepat untuk memimpin negara di saat-saat sulit ini.

''Dengan sepenuh hati saya ingin mengatakan, saya tahu bahwa Donald akan membuat perbedaan besar dan abadi. Ia tidak akan menyerah, ia tidak akan mengecewakan Anda. Donald selama ini dan selamanya akan menjadi pemimpin luar biasa. Ia kini akan bekerja demi Anda," ujarnya.

Dengan logat Slovenia yang kental, Melania yang berusia 46 tahun, berupaya memperhalus citra Donald Trump yang sebelumnya dengan tegas mengusulkan larangan sementara bagi warga Muslim untuk masuk ke Amerika atau usul pembangunan tembok perbatasan antara AS dan Meksiko guna mencegah masuknya imigran ilegal.

Melania mengatakan jika terpilih menjadi presiden, Donald akan menjadi presiden bagi semua orang, termasuk kelompok Yahudi, Kristen, Hispanik dan Muslim.

''Donald ingin bisa mewakili semua orang, bukan hanya sebagian orang. Ini mencakup warga Kristen, Yahudi, Muslim, Hispanik, warga Amerika keturunan Afrika dan warga Asia. Juga kelompok miskin dan menengah. Selama karirnya, Donald berhasil bekerjasama dengan beragam orang dari berbagai keyakinan dan bangsa," ujarnya.

Fasih berbicara dalam lima bahasa – Inggris, Perancis, Jerman, Serbia dan tentunya Slovenia, Melania berniat membantu anak-anak dan perempuan jika ia kelak menjadi ibu negara.

''Jika saya berkesempatan menjadi ibu negara, saya akan menggunakan kesempatan baik itu untuk berusaha membantu orang yang paling membutuhkan di Amerika. Salah satu yang paling ingin saya bantu adalah anak-anak dan perempuan. Suatu negara dinilai dari bagaimana cara kita merawat warga negaranya," katanya.