Isu Ekonomi Dorong Pemilih Kulit Hitam di Atlanta Alihkan Dukungan ke Trump 

  • Associated Press

Warga tampak mengantre untuk menggunakan hak pilih mereka dalam pemilu Amerika 2024 di Flipper Temple A.M.E. Church, di Atlanta, Georgia, pada 5 November 2024. (Foto: Reuters/Cheney Orr)

Pemilih dari kalangan kulit hitam dan latin bergeser mendukung Donald Trump dalam pemilihan presiden pada 5 November lalu, dan sebagian peralihan terbesar terjadi di kalangan laki-laki yang berusia di bawah 45 tahun.

Jumlah tersebut diungkapkan oleh oleh AP VoteCast, sebuah survei yang dilakukan di seantero AS terhadap lebih dari 120.000 pemilih. Peralihan tersebut membantu memperbesar margin suara Trump terhadap Harris.

Hilangnya dukungan terhadap Wakil Presiden Harris dari kelompok-kelompok tersebut menguntungkan Trump saat dia berhasil mempertahankan basis pemilih dari kalangan kulit putih dan lanjut usia, serta memperluas koalisi pendukungnya.

Kondisi ekonomi dan lapangan pekerjaan merupakan isu yang dirasakan paling penting oleh para pemilih dalam pemilihan kali ini, demikian pula halnya dengan pemilih kulit hitam dan hispanik.

"Salah satu teori saya adalah karena kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai warga kelas pekerja, orang-orang mengatakan harga bahan-bahan pokok terlalu tinggi. Orang-orang mengatakan harga sewa rumah tidak terkendali," ujar Christopher Andrews, wakil presiden dari kelompok Demokrat Muda di Dekalb.

"Mereka memiliki isu kesehatan dan sebagainya. Saya yakin bahwa para pendukung Partai Demokrat tidak meminta sumbangan dari pemerintah. Saya pikir orang-orang benar-benar membutuhkan bantuan."

BACA JUGA: Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Menyeluruh

Trump meraih pangsa pemilih kulit hitam dan latin lebih besar dibandingkan pada pemilihan 2020 ketika dia kalah dari Joe Biden, khususnya di kalangan laki-laki di bawah usia 45 tahun, menurut VoteCast.

Meskipun Kamala Harris memenangkan mayoritas pemilih kulit hitam dan latin, itu belum cukup melapangkan jalannya ke Gedung Putih karena besaran suara yang diraih Trump.

"Banyak dari anak muda yang melihat diri mereka terwakili oleh orang-orang dari sayap kanan. Mereka melihat orang-orang yang peduli dengan keluarga mereka," kata Ayinde Luqman, 37, warga Atlanta.

Sebuah mayoritas besar dari pemilih kulit hitam berusia muda menyebut kondisi ekonomi saat ini "tidak begitu baik" atau "buruk" dibandingkan sekitar setengah dari pemilih kulit hitam tua. Mayoritas pemilih latin, terlepas dari usia mereka, mengatakan kondisi ekonomi saat ini buruk.

Keyakinan semacam itu menjadi rintangan bagi Harris, untuk menjelaskan angka ekonomi sebenarnya, yang memperlihatkan inflasi telah turun drastis, angka pengangguran rendah dan gaji telah naik. Para pemilih ini tidak menikmati kemajuan tersebut. [jm/ns/rs]