AS berusaha menyelamatkan pembicaraan perdamaian Timur Tengah yang terancam oleh tuntutan Israel agar Palestina sepakat untuk memperpanjang proses itu sebelum Israel membebaskan lebih banyak tahanan lagi.
ARAB SAUDI —
Penengah dari Amerika berada di Israel dan Tepi Barat bertemu dengan para pejabat Israel dan Palestina sebelum berlangsung apa yang diperkirakan sebagai pembebasan tahanan.
Dengan tidak ada jadwal pertemuan Kabinet untuk mengadakan pemungutan suara mengenai pembebasan tahanan itu, Israel tidak bisa memenuhi batas waktu hari Sabtu untuk membebaskan seperempat dari jumlah tahanan terakhir yang telah disepakati.
Persoalannya sekarang adalah apakah mereka akan dibebaskan semua, dan bagaimana dengan proses perdamaian kalau tahanan itu tidak dibebaskan.
Para pemimpin Israel menghendaki pembicaraan diperpanjang sebelum tahanan dibebaskan, dengan alasan tidak ada yang memicu Palestina melanjutkan pembicaraan kalau tahanan sudah dibebaskan.
Palestina mengatakan, mereka akan meninggalkan pembicaraan sekarang juga kalau Israel menolak membebaskan tahanan, di antaranya, warga Arab penduduk Israel yang ditahan sebelum tercapai perjanjian perdamaian Oslo tahun 1993.
Dalam sebuah penyataan tertulis, Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika, Jen Psaki mengukuhkan yang dianggap oleh Washington sebagai janji Israel mengenai tahanan itu. Ia mengatakan,: “Pada permulaan perundingan, Palestina sepakat tidak akan menempuh sesuatu upaya pada tingkat internasional, dan Israel sepakat untuk membebaskan sejumlah tawanan yang ditahan sebelum perjanjian Oslo”.
Ia mengatakan, Menteri Kerry dan ketua perunding Amerika Martin Indyk “masih berusaha secara intensif dengan pihak-pihak yang bersangkutan mengatasi isu ini”, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Ketika Menteri Luar Negeri Kerry meluncurkan pembicaraan perdamaian sembilan bulan lalu, katanya, tujuannya sangat menyeluruh, penyelesaian dua negara bagi konflik Israel – Palestina. Sekarang, tujuannya adalah meraih suatu kerangka kerja mengenai bagaimana pembicaraan dimaksud bisa berlanjut melebih bulan April.
Dalam pertemuan hari Rabu dengan Presiden Otorita Palestina, Mahmoud Abbas dan dalam pembicaraan via telepon pekan ini dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Kerry berusaha mengetahui apa yang mungkin akan dilakukan kedua pihak kalau pembicaraan sekarang macet.
Presiden Amerika Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry diperkirakan akan membahas proses perdamaian itu dengan Raja Abdullah.
Dengan tidak ada jadwal pertemuan Kabinet untuk mengadakan pemungutan suara mengenai pembebasan tahanan itu, Israel tidak bisa memenuhi batas waktu hari Sabtu untuk membebaskan seperempat dari jumlah tahanan terakhir yang telah disepakati.
Persoalannya sekarang adalah apakah mereka akan dibebaskan semua, dan bagaimana dengan proses perdamaian kalau tahanan itu tidak dibebaskan.
Para pemimpin Israel menghendaki pembicaraan diperpanjang sebelum tahanan dibebaskan, dengan alasan tidak ada yang memicu Palestina melanjutkan pembicaraan kalau tahanan sudah dibebaskan.
Palestina mengatakan, mereka akan meninggalkan pembicaraan sekarang juga kalau Israel menolak membebaskan tahanan, di antaranya, warga Arab penduduk Israel yang ditahan sebelum tercapai perjanjian perdamaian Oslo tahun 1993.
Dalam sebuah penyataan tertulis, Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika, Jen Psaki mengukuhkan yang dianggap oleh Washington sebagai janji Israel mengenai tahanan itu. Ia mengatakan,: “Pada permulaan perundingan, Palestina sepakat tidak akan menempuh sesuatu upaya pada tingkat internasional, dan Israel sepakat untuk membebaskan sejumlah tawanan yang ditahan sebelum perjanjian Oslo”.
Ia mengatakan, Menteri Kerry dan ketua perunding Amerika Martin Indyk “masih berusaha secara intensif dengan pihak-pihak yang bersangkutan mengatasi isu ini”, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Ketika Menteri Luar Negeri Kerry meluncurkan pembicaraan perdamaian sembilan bulan lalu, katanya, tujuannya sangat menyeluruh, penyelesaian dua negara bagi konflik Israel – Palestina. Sekarang, tujuannya adalah meraih suatu kerangka kerja mengenai bagaimana pembicaraan dimaksud bisa berlanjut melebih bulan April.
Dalam pertemuan hari Rabu dengan Presiden Otorita Palestina, Mahmoud Abbas dan dalam pembicaraan via telepon pekan ini dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Kerry berusaha mengetahui apa yang mungkin akan dilakukan kedua pihak kalau pembicaraan sekarang macet.
Presiden Amerika Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry diperkirakan akan membahas proses perdamaian itu dengan Raja Abdullah.