Untuk mengantisipasi industri otomotif yang semakin menjauh dari penggunaan bensin, Jaguar akan melakukan terobosan besar mulai tahun 2025, yakni beralih sepenuhnya ke teknologi listrik.
Rencana itu diumumkan belum lama ini oleh Jaguar Land Rover (JLR), anak perusahaan India Tata Motors yang sejak 2008 menjadi pemilik resmi merek itu.
JLR mengatakan peralihan ini merupakan bagian dari rencana perusahaan itu untuk mewujudkan emisi karbon nol di seluruh rantai pasokan, produk dan operasinya pada tahun 2039.
Menurut Thierry Bollore, CEO JLR, langkah ini ditempuh seiring kemajuan bertahap dalam teknologi baterai yang membuat kendaraan listrik lebih murah diproduksi, dan memungkinkan jarak tempuh yang lebih jauh.
“Kami memiliki semua hal yang diperlukan untuk menata kembali bisnis kami, Kami memiliki pengalaman untuk menciptakan tolok ukur kemewahan. Kami memiliki pengalaman untuk memimpin dalam hal kualitas dan menjaga keberlanjutan lingkungan, sebagai Jaguar dan sebagai Land Rover," jelasnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Langkah Jaguar ini juga menandai respons positif terhadap standar emisi karbon yang lebih ketat di dunia. Target 2025 sendiri ini ditetapkan lima tahun sebelum pemerintah Inggris memberlakukan larangan penjualan mobil bensin dan diesel pada 2030.
Keputusan Jaguar ini sebetulnya sudah banyak diperkirakan, mengingat tren yang berkembang dalam industri mobil.
Produsen mobil AS, General Motors, contohnya, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengubah seluruh jajaran kendaraan ringannya menjadi kendaraan listrik pada tahun 2035. Tesla hanya menjual kendaraan listrik sejak didirikan pada tahun 2000-an. Beberapa produsen mobil baru, seperti Rivian dan Lucid Motors, berencana hanya menjual mobil listrik, sementara sebagian besar produsen mobil besar juga menjual atau merencanakan mobil listrik.
Kelompok lobi industri mobil Inggris SMMT (Society of Motor Manufacturers and Traders), mengatakan, pengumuman Jaguar ini memberi "suntikan kepercayaan" ke sektor otomotif, yang telah menderita selama setahun terakhir akibat pandemi virus corona.
Jim Holder, editor majalah otomotif mingguan Inggris Autocar, mengatakan, "Jelas bahwa merek Jaguar telah mengalami masalah selama beberapa saat. Penjualannya benar-benar belum mencapai volume yang dapat menjustifikasi operasinya. Tapi saya pikir apa yang benar-benar penting dan mungkin yang membuat beberapa orang tertarik adalah fakta bahwa mereka telah bangkit dari keterpurukannya, Mereka telah berkomitmen untuk masa depan yang serba listrik ini dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ini benar-benar penataan kembali merek. Dan saya pikir upaya itu mungkin lebih signifikan daripada yang diperkirakan beberapa orang."
Sebagai bagian dari peralihannya, Jaguar akan menghentikan produksi mobil ukuran penuh Jaguar XJ saat ini, dan menggantinya dengan kendaraan yang berukuran lebih kecil, seperti SUV, namun tetap menyandang nama yang sama. Mobil-mobil besar tidak lagi disukai karena konsumen cenderung beralih ke SUV.
Menurut rencana, Land Rover juga akan memproduksi enam kendaraan listrik dalam lima tahun ke depan di bawah sub-merek Range Rover, Discovery, dan Defender. Yang pertama akan diperkenalkan pada 2024. [ab/uh]