Jakarta Perbarui Rencana Peremajaan Kota Tua

Museum Fatahillah di Kota Tua, Jakarta Utara.

Gubernur Joko Widodo dan para pendukungnya berharap inisiatif mereka akhirnya akan mengembalikan kejayaan daerah tersebut.
Kota Tua Jakarta, tempat bangunan-bangunan era kolonial berada di bagian utara ibukota, telah menderita karena diabaikan selama puluhan tahun. Banyak bangunan yang kosong dan bobrok, dinodai asap kendaraan yang melintasi jalanan.

Namun Gubernur Jakarta Joko Widodo memiliki rencana baru untuk merombak daerah tersebut dan menarik lebih banyak turis.

"Ini harus dilakukan, jika tidak akan hancur," ujar penulis Goenawan Mohamad, yang juga merupakan anggkota sebuah kelompok yang akan meregenerasi kota tua. "Sudah saatnya."

Namun rencana ini menghadapi banyak keraguan. Rencana-rencana sebelumnya telah gagal dan beberapa pihak khawatir jika rencana baru ini mengalami kemajuan, para pengembang akan mengubah wilayah ini menjadi seperti "Disneyland", dipenuhi pusat perbelanjaan, bukannya gedung tua yang terawat.

Gubernur Joko dan para pendukungnya berharap inisiatif mereka akhirnya akan mengembalikan kejayaan daerah tersebut. Mereka yakin rencana mereka memiliki peluang lebih baik untuk berhasil dibandingkan yang sebelumnya, karena telah membentuk payung organisasi beranggotakan campuran orang-orang yang diyakini tepat untuk mengawasi peremajaan tersebut.

Konsorsium ini termasuk perusahaan-perusahaan swasta, mantan menteri kabinet dan kelompok cagar budaya. Mereka memiliki dukungan dari pihak-pihak berwenang di Jakarta, yang telah menjanjikan anggaran Rp 150 miliar untuk peremajaan tersebut.

Upaya-upaya sebelumnya gagal karena kurangnya koordinasi antara banyak pemain yang berbeda, atau hanya ada satu grup yang menjalankannya tapi kurang sumber daya, ujar ekonom Lin Che Wei, kepala dewan penasihat konsorsium ini.

Ada tanda-tanda pekerjaan sedang dimulai di beberapa bangunan di wilayah ini, dan sebuah pusat pengunjung dan tempat pameran seni kontemporer akan dibuka bulan depan.

Konsorsium tersebut berencana merenovasi 85 bangunan bersejarah dalam lima tahun, sebuah program yang dikatakan akan menciptakan 11.400 lapangan pekerjaan.

Namun, beberapa pihak khawatir pembangunan yang sangat antusias ini akan menghancurkan daya tarik kota tua dan mengubahnya menjadi wilayah yang penuh bangunan modern yang norak dan pusat perbelanjaan.

"Kota Tua adalah sebuah kota, bukannya Disneyland," ujar Ella Ubaidi, pemilik sebuah bangunan di Kota Tua.

Kekhawatirannya didasari dari profil dewan wali konsorsium tersebut, beberapa diantaranya dari perusahaan-perusahaan properti besar.

Namun para pendukung rencana itu optimistis. Mereka yakin dapat menarik lebih banyak turis ke Jakarta dengan mengembalikan Kota Tua ke masa kejayaannya.(AFP/Madura McCormack)