Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan Jakarta Pusat merupakan wilayah di Ibu Kota dengan tingkat penularan virus corona tertinggi sejauh ini. Jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta sendiri sampai hari ini sudah mencapai 10.600.
“Peringkat pertama Jakarta Pusat, kedua Jayapura. Kita harus perhatikan jumlah penduduk yang harus dihitung untuk melihat laju penularan. Ketiga Surabaya, Banjarmasin, dan Mataram,” ujar Dewi.
Lima wilayah dengan kasus terendah virus corona terdapat di Tegal, Blora, Lebak, Aceh Utara, dan Rokan Hulu.
Dewi mengungkapkan, kota dengan tingkat kematian tertinggi akibat Covid-19 adalah Surabaya. Angka kematian tertinggi itu, ujar Dewi, dilihat berdasarkan jumlah kematian per 100.000 penduduk. Menurutnya, jalan Indonesia masih panjang untuk dapat meredam tingkat penularan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini. Kuncinya tetap ada pada masyarakat yang harus disiplin menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
“Untuk angka kematian kita juga melihat berdasarkan jumlah per 100.000 penduduk. Pertama Surabaya, Banjarmasin, Manado, Jakarta Pusat, dan Makassar. Ini adalah PR kita bersama dan monitoring kita bersama bagaimana kita dapat bergerak menuju perbaikan untuk daerah dengan laju penularan tinggi,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Dewi mengatakan meskipun terjadi peningkatan jumlah kasus positif di tengah-tengah masyarakat, tidak berarti situasi pandemi di tanah air memburuk. Dewi mengatakan, pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan jumlah tes Covid-19 untuk menghambat penyebarannya.
“Semua orang kadang sekarang bingung kenapa angka harian kita bertambah besar. Per pekan kemarin sampai 21 Juni dalam seminggu kita melakukan pemeriksaan 53.000 orang diperiksa. Dari 26.000 pada pertengahan Mei naik menjadi 53.000. Namun positivity rate-nya. 13 persen dan 14 persen. Artinya apa, laju penularannya masih sama di Indonesia. Dengan testing yang lebih baik, lebih banyak, kita bisa mengisolasi pasien-pasien yang dapat berpotensi menularkan kepada kelompok rentan. Ini bentuk pencapaian yang harus kita pahami bahwa tak hanya jumlah kasus yang kita lihat tapi berapa jumlah pemeriksaan yang kita lakukan,” paparnya.
Ditambahkannya, hingga 21 Juni 2020, terdapat 112 kabupaten/kota yang tidak terdampak atau tidak ditemukan kasus baru, 188 kabupaten/kota dengan risiko rendah Covid-19, 157 kabupaten/kota dengan risiko sedang Covid-19 dan 57 kabupaten kota dengan risiko tinggi Covid-19.
“Jika kita lihat perjalanannya, mulai akhir Mei 2020 sampai 21 Juni 2020, kita bisa memonitor perkembangan kabupaten/kota dari mulai tidak terdampak ada 46,7 persen sampai terakhir naik menjadi 58,37 persen termasuk dalam kabupaten/kota yang tidak ada kasus dan risiko rendah,” jelas Dewi.
Kasus Corona di Indonesia Tembus 50.000
Juru bicara penanganan kasus virus corona Dr Achmad Yurianto melaporkan pada Kamis (25/6) Indonesia kini memiliki 50.187 kasus Covid-19, setelah ada penambahan 1.178 kasus baru hari ini.
Ia memaparkan berdasarkan penyelidikan epidemiologi, tingginya kasus baru harian Covid-19 dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan masker saat keluar rumah dan tidak menjaga jarak.
“Inilah fakta yang kemudian menyebabkan kasus-kasus positif masih tinggi di beberapa tempat. Tidak menjaga jarak, tidak memakai masker menjadi faktor utama sebaran kasus ini," ujar Yuri.
Your browser doesn’t support HTML5
Maka dari itu, kembali lagi ia mengingatkan masyarakat agar disiplin melakukan dua hal tersebut di atas, agar bisa menekan laju penyebaran virus corona ini.
Yuri juga mengumumkan ada 791 pasien yang sudah diperbolehkan pulang hari ini, sehingga total pasien yang telah pulih mencapai 20.449. Jumlah kematian masih terus meningkat. Sebanyak 47 orang meninggal dunia, sehingga jumlah total penderita yang meninggal pun menjadi 2.620. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) kini 37.294, sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 13.323. [gi/ab]