Jaksa Agung AS Batalkan Kebijakan Presiden Obama soal Pemakaian Ganja

Jaksa Agung AS Jeff Sessions Kamis (4/1) membatalkan kebijakan mantan presiden Barack Obama soal pemakaian ganja (foto: dok).

Jaksa Agung Amerika Jeff Sessions membatalkan kebijakan mantan presiden Barack Obama yang memperlonggar penegakan hukum ganja federal di negara-negara bagian yang melegalkannya hari Kamis (4/1).

Sessions akan mengizinkan jaksa federal di negara bagian tersebut untuk menentukan seberapa agresif penegak hukum boleh memberlakukan undang-undang tersebut, kata sumber tersebut.

Pengumuman yang disampaikan hari Kamis itu terjadi tiga hari setelah toko ritel ganja di California dibuka untuk pertama kalinya, meluncurkan apa yang dikatakan para pendukungnya pada akhirnya akan menjadi pasar terbesar di dunia untuk ganja rekreasi yang legal.

Pengesahan ganja untuk penggunaan rekreasi di California, dan tujuh negara bagian lainnya serta District of Columbia bisa meningkatkan ketegangan antara petugas penegak hukum pemerintah negara bagian dan federal yang dipimpin oleh Sessions, penentang gigih pengesahan itu.

Sessions membandingkan ganja dengan heroin dan telah menudingnya sebagai penyebab meningkatnya kekerasan. Departemen Kehakiman menganggap ganja sebagai obat kategori 1, kategori yang sama dengan heroin, LSD dan kokain.

Senator Independen dan mantan kandidat presiden dari Partai Demokrat Bernie Sanders menanggapi keputusan Sessions di Twitter, yang berpendapat bahwa ganja telah diberi penggolongan yang tidak tepat.

"Tidak, Jaksa Agung Sessions, Marijuana tidak sama dengan heroin. Tidak ada orang yang mempelajari masalah ini secara serius mempercayainya," cuit Sanders di Twitter.

Penggunaan ganja sebagai obat legal di 29 negara bagian dan District of Columbia.

Senator Demokrat Kirsten Gillibrand hari Kamis mengatakan keputusan Sessions bisa membatasi akses pasien pada ganja untuk perawatan medis.

"Ini adalah isu kesehatan masyarakat, dan ini terkait reformasi sistem peradilan pidana yang tidak efektif, dan akibatnya banyak minoritas di penjara akibat pelanggaran yang sama sekali tanpa kekerasan," ujarnya.

Gillibrand meminta dukungan rekan-rekannya untuk RUU yang disusunnya, yang bertujuan "untuk menjauhkan pemerintah federal dari hubungan dokter dan pasien ketika diputuskan bahwa ganja medis adalah pengobatan terbaik untuk mereka."

Jajak pendapat nasional menunjukkan mayoritas orang Amerika kini mendukung legalisasi ganja, yang berkembang pesat menjadi industri bernilai jutaan dolar yang membantu pembiayaan sekolah dan lembaga penegak hukum. [my/jm]