Jaksa Agung AS Bill Barr memberi kewenangan kepada para jaksa federal untuk menyelidiki “tuduhan-tuduhan substansial” mengenai penyimpangan dalam pemberian suara dalam pemilu pekan lalu, suatu langkah yang mendorong pejabat Departemen Kehakiman yang mengawasi kejahatan dalam pemilu untuk mundur dari jabatannya.
Barr mengeluarkan memo kepada para pengacara AS hari Senin yang tidak menyebut kasus kecurangan yang dituduhkan itu secara rinci. Salinan memo itu diterima oleh banyak organisasi media.
Ia mengatakan penyelidikan “mungkin dilakukan apabila ada tuduhan yang jelas dan kredibel mengenai penyimpangan yang, jika benar, dapat berdampak potensial terhadap hasil pemilihan federal di suatu negara bagian.”
BACA JUGA: Biden Siapkan Pemerintahan Transisi, Trump Lanjutkan Gugatan HukumBarr menambahkan, “meskipun tuduhan yang kredibel wajib diselesaikan secara tepat waktu dan efektif, personel Departemen juga wajib untuk melakukannya secara berhati-hati dan mempertahankan komitmen mutlak Departemen terhadap keadilan, netralitas dan ketidakberpihakan.”
Jaksa yang memimpin penyelidikan kejahatan dalam pemilu di Departemen Kehakiman, Richard Pilger, mengemukakan dalam email kepada para sejawatnya hari Senin (9/11) bahwa ia “dengan menyesal akan mengundurkan diri setelah mempertimbangkan memo Barr dan “ramifikasinya.” Pilger akan tetap bekerja di departemen itu dengan peran lainnya.
Kebijakan lama Departemen Kehakiman adalah melarang penyelidikan semacam itu hingga para pejabat pemilu di setiap negara bagian mengeluarkan sertifikasi hasil pemilu untuk memastikan tidak ada campur tangan dari pemerintah federal.
Negara bagian memiliki waktu hingga 8 Desember untuk melakukan penghitungan ulang atau menyelesaikan gugatan terkait pemilu, dan perwakilan pemilih akan bertemu pada 14 Desember untuk secara resmi menetapkan pemenang pemilihan presiden berdasarkan pemungutan suara pekan lalu.
BACA JUGA: Cegah Sertifikasi Kemenangan Biden, Tim Kampanye Trump Gugat PennsylvaniaBob Bauer, pengacara tim sukses mantan wakil presiden Joe Biden hari Senin (9/11) mengemukakan dalam suatu pernyataan “sangat disayangkan bahwa Jaksa Agung memilih untuk mengeluarkan memorandum yang hanya akan memicu ‘klaim yang dibuat-buat, spekulatif, aneh atau tidak meyakinkan’ yang ia nyatakan seharusnya dilindungi jangan sampai terjadi.”
“Itu adalah jenis klaim-klaim yang dibuat presiden dan pengacaranya setiap hari tanpa hasil, sementara gugatan hukum mereka ditertawakan dari satu pengadilan ke pengadilan lainnya,” kata Bauer. “Tetapi, pada akhirnya, demokrasi Amerika lebih kuat daripada skema politik partisan apapun yang janggal dan sinis.”
Presiden Donald Trump belum mengaku kalah dalam pemilu itu, dan telah mengklaim, tanpa memberi bukti, bahwa proses pemilihan berlangsung curang di banyak negara bagian.
Berbagai media besar telah menetapkan Biden sebagai pemenang berdasarkan penghitungan suara yang dirilis oleh negara bagian. [uh/ab]