Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab menyatakan pada Selasa (30/7) bahwa dari penghitungan awal, sebanyak 749 orang telah ditahan di tengah unjuk rasa yang terjadi baru-baru ini, dan mengatakan jumlah itu dapat bertambah seiring waktu.
“Kami sedang melakukan sidang praperadilan dari beberapa tahanan ini untuk kejahatan seperti intimidasi publik, menghalangi jalan umum, hasutan kebencian yang dihukum berat di negara ini, perlawanan terhadap otoritas dan dalam kasus yang paling serius, terorisme. Dan jelas, semuanya dikenai hukuman penjara,” kata dia.
BACA JUGA: Aktivis Khawatir Kebebasan Pers di Venezuela Pascapemilu akan MemburukDia juga melaporkan bahwa 48 pejabat, termasuk personel militer dan polisi, telah terluka, beberapa di antaranya menderita luka tembakan.
Unjuk rasa di Venezuela meluas pada Selasa, karena kemarahan meningkat atas kemenangan Presiden Nicolas Maduro dalam pemilu yang digelar pada Minggu (28/7), meskipun pihak oposisi mengklaim bahwa mereka telah meraih kemenangan telak.
Protes dimulai, setelah dewan pemilihan mengumumkan pada Senin (29/7) bahwa Maduro telah memenangkan masa jabatan ketiga dengan meraih 51 persen suara, untuk memperpanjang kekuasaan gerakan “Chavismo” selama seperempat abad. [ns/uh]