Jaksa Tokyo Gerebek Kantor Partai Berkuasa Terkait Skandal Suap

Markas Besar Partai Demokrat Liberal (LDP) di Tokyo 13 Juli 2009. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)

Para penyelidik dari Kantor Kejaksaan Tokyo pada Selasa (19/12) menggerebek kantor partai yang berkuasa, menyusul skandal pendanaan yang memaksa Perdana Menteri Fumio Kishida mengganti empat menteri pekan lalu, kata media-media setempat.

Lembaga penyiaran publik NHK menayangkan rekaman para penyelidik yang sedang memasuki sebuah gedung yang ditempati kantor faksi terbesar Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, yang terguncang oleh laporan bahwa para pejabat menerima suap 500 juta yen ($3,4 juta).

Sekretaris Jenderal LDP Toshimitsu Motegi menggambarkan penggerebekan itu sebagai hal yang "sangat disesalkan", dan mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers bahwa partainya akan mengambil "langkah-langkah yang diperlukan sambil mengamati jalannya penyelidikan."

Kishida pekan lalu memecat empat menteri, termasuk juru bicara pemerintah, menteri ekonomi dan menteri industri, karena kegagalan melaporkan dana politik sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang.

BACA JUGA: Empat Menteri Jepang Mundur Terkait Skandal Suap

Keempat menteri tersebut berasal dari faksi LDP tersebut. Faksi itu sebelumnya dipimpin oleh mantan perdana menteri Shinzo Abe, yang dibunuh tahun lalu.

Kantor Kejaksaan Tokyo juga menyelidiki faksi-faksi lain di LDP, kata media-media setempat.

Mereka telah mulai mewawancarai pejabat yang bertanggung jawab atas akuntansi di faksi-faksi tersebut dan akan mulai mewawancarai puluhan anggota parlemen, kata laporan tersebut.

Hasil jajak-jajak pendapat publik terhadap kinerja Kishida adalah yang terburuk bagi perdana menteri mana pun sejak LDP kembali berkuasa pada tahun 2012. Banyak analis berpendapat, masyarakat marah karena terjadinya inflasi, dan penanganannya terhadap serangkaian skandal sebelumnya.

Jajak pendapat terbaru yang diterbitkan oleh kantor berita Jiji Press pada Kamis menunjukkan dukungan masyarakat terhadap kabinet Kishida hanya sebesar 17,1 persen, turun 4,2 persen. [ab/uh]