Kementerian Kesehatan Turki telah menutup sembilan rumah sakit swasta sebagai hasil dari penyelidikan tersebut, dengan total 19 lembaga kesehatan dianggap bertanggung jawab, kata dakwaan tersebut.
Para tersangka dituduh menciptakan kelompok kriminal untuk menempatkan bayi baru lahir di rumah sakit swasta tertentu, dan menerima pembayaran dari badan jaminan sosial Turki untuk perawatan yang tidak selayaknya dan terkadang palsu, kata dakwaan yang diperoleh Reuters.
Partai oposisi utama, CHP, telah meminta penyelidikan parlemen atas kasus tersebut dan menyerukan pengunduran diri Menteri Kesehatan, Kemal Memisoglu.
Sementara Memisoglu mengatakan, inspeksi kementerian terhadap rumah sakit sekarang akan dilakukan “lebih ketat dari sebelumnya”.
Dua orang dari para tersangka ini bekerja di saluran telepon darurat. Keduanya telah mencari bayi baru lahir yang dapat dikirim ke rumah sakit tersebut, untuk perawatan intensif, menurut dakwaan setebal 1.399 halaman, yang diajukan di pengadilan Istanbul pekan lalu.
Disebutkan bahwa bayi baru lahir itu kemudian menjadi korban malapraktik atau perawatan medis yang tidak sesuai. Obat-obatan yang seharusnya diberikan kepada para bayi ini, dijual kepada orang lain. Beberapa bayi kemudian meninggal karena infeksi yang diderita di unit tersebut.
Tujuan dari komplotan kriminal tersebut adalah “untuk memperoleh keuntungan finansial, alih-alih meningkatkan kondisi kesehatan pasien”, tambah Memisoglu.
Para tersangka, termasuk dua dokter dan 11 perawat, membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka tidak secara sengaja mengirim bayi baru lahir tersebut ke rumah sakit tertentu, dan bahwa bayi-bayi tersebut telah menerima perawatan yang diperlukan, kata dakwaan tersebut.
Dakwaan yang dihadapi para tersangka termasuk membentuk kelompok kriminal, penipuan, pemalsuan dokumen resmi, dan pembunuhan karena kelalaian. Beberapa terdakwa dapat dijatuhi hukuman hingga 589 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Dua puluh dua tersangka telah dipenjara sambil menunggu persidangan. [ns/ab]