Jam Larangan Keluar Rumah Diterapkan di Baltimore, 12 Pelanggar Ditangkap

Polisi Baltimore dan Garda Nasional berjaga-jaga sementara demonstran berkumpul di di Baltimore, 2 Mei 2015.

Polisi Baltimore menangkap sekurang-kurangnya 12 orang Sabtu malam (2/5), karena melanggar jam larangan keluar rumah mulai pukul 10, setelah ribuan orang berdemonstrasi secara damai di depan Balai Kota, pada siang harinya.

Suasana hari Sabtu itu lebih terasa seperti perayaan, sewaktu demonstran berseru “tak ada keadilan, tak ada perdamaian”, menyusul pengumuman mengenai penetapan tuntutan pada hari Jumat terhadap enam polisi terkait dengan kematian Freddie Gray.

Gray, lelaki kulit hitam berusia 25 tahun, meninggal akibat cedera tulang belakang sewaktu berada dalam tahanan polisi, pada 12 April lalu. Kematiannya menyebabkan protes berhari-hari, yang berubah menjadi kerusuhan pada Senin lalu, setelah Gray dimakamkan. Bentrokan pada siang dan malam hari antara polisi dan demonstran itu menyebabkan penangkapan lebih dari 200 orang, dan membuat sedikitnya 20 polisi cedera.

Sabtu pagi, demonstran yang kini lebih santai tampak mengambil foto selfie dengan polisi yang mengenakan seragam mereka, bukannya pakaian antihuru-hara.

Tetapi Sabtu malam, para pejabat penegak hukum kembali menyerukan agar situasi tenang, dan menyatakan jam larangan keluar rumah masih diberlakukan. Polisi mengumumkan, “Sekarang pukul 10 malam. Jam larangan keluar rumah berlaku hingga pukul 5 pagi. Anda harus pulang. Anda tak boleh berada di tempat umum. Anda bisa ditangkap.”

Beberapa orang ditangkap setelah perkelahian singkat dengan polisi berlangsung.

Pihak berwenang menyatakan prioritas utama mereka adalah membuat semua orang aman dan menyerukan agar semua orang bersabar. Disebutkan pula bahwa kekerasan di Baltimore hari Senin lalu “belum pernah terjadi sebelumnya.”

Demonstrasi hari Sabtu ini merupakan yang acara pertemuan terbesar yang diselenggarakan sejak Jaksa Marilyn Mosby mengajukan tuntutan kejahatan besar, mulai dari penyerangan hingga pembunuhan, terhadap enam polisi. Para penyelenggara pertemuan itu menyebutnya sebagai “pawai kemenangan.”

Penduduk Baltimore, Kwame Rose, 20 mengatakan, “Jadi hari ini menunjukkan kepada dunia bahwa kaum muda yang diperlihatkan di media pada Senin malam dan Sabtu malam, sebagai preman dan penjahat, sebenarnya adalah warga yang damai yang berpawai menuntut perubahan yang produktif di kota ini.”

Pawai lainnya dijadwalkan berlangsung hari Minggu sore (3/5) di Balai Kota Baltimore.