Jaringan Media Sosial Kerjasama untuk Hapus Propaganda Teroris

Logo Twitter dan bendera kelompok militan Negara Islam (SISI).

Facebook, Microsoft, Twitter dan YouTube bekerjasama untuk mengidentifikasi materi-materi ekstremis.

Jaringan-jaringan media soasial teratas di Amerika Serikat akan bekerjasama untuk secara cepat mengidentifikasi dan menyingkirkan foto-foto dan video yang digunakan untuk merekrut orang-orang agar ikut dalam aksi-aksi teroris.

Facebook, Twitter, Microsoft dan You Tube mengumumkan hari Senin (5/12) bahwa mereka akan menciptakan basis data bersama untuk mengidentifikasi gambar-gambar dan video yang dicurigai dengan menggunakan ciri-ciri unik yang memudahkan perusahaan untuk memantau dan kemungkinan menghapus kontennya.

Mereka mengatakan, setiap perusahaan akan menentukan apakah materi-materi itu melanggar persyaratan bisnis mereka.

"Kami berharap kerjasama ini akan mengarah pada 'efisiensi yang lebih besar sementara kami terus memperkuat kebijakan membendung materi-materi yang mengandung isu teroris global di internet," kata perusahaan-perusahaan itu dalam suatu pernyataan.

“Tidak ada tempat bagi pesan yang mendorong aksi terorisdalam pelayanan konsumen yang kamisediakan,” tambahnya.

Perusahaan-perusahaan internet besar telah mendapat tekanan semakin besar dari pemerintah di seluruh dunia untuk berbuat banyak guna menyingkirkan materi-materi ekstremis.

Di AS, para anggota Dewan Perwakilan Rakyat telah mengajukan rancangan undang-undang yang akan mengharuskan perusahaan media sosial agar melaporkan kepada polisi kegiatan internet teroris yang mereka temukan.

Kebanyakan layanan media sosial melarang pesan yang mendukung kegiatan kekerasan atau kegiatan ilegal. Perusahaan-perusahaan itu secara khusus mengandalkan para pengguna untuk melaporkan isi atau pesan yang tidak pantas, yang kemudian diperiksa oleh para editor.

Basis data baru itu akan beroperasi dan berfungsi menjelang awal tahun 2017 dan lebih banyak perusahaan dapat diajak untuk bekerjasama. [sp/isa]