Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyepakati investasi senilai Rp 2 triliun dengan perusahaan China, Wuling Motor, untuk pengembangan industri mobil listrik di provinsi itu.
Rencana pengembangan industri mobil listrik itu disepakati dalam kunjungan Kang Emil – sapaan Ridwan Kamil – ke industri mobil listrik di Kota Liuzhou, Guangxi, China, menurut Pemda Jabar dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis (27/7).
"Karena konsepnya kita harus rajin menjemput bola, bukan menunggu bola. Karena rezeki itu harus dijemput bukan ditunggu. Itu lah kenapa kami mendatangi markas Wuling Motor di Kota Liuzhou, Guangxi,” kata Kang Emil dalam pernyataannya.
Kebetulan, Kota Liuzhou yang menjadi markas Wuling merupakan sister city dengan Kota Bandung, ujar Kang Emil.
"Di Kota Liuzhou ini, populasi mobil listriknya sudah mendekati 60 persen. Tertinggi di dunia. Kotanya bersih dan minim polusi," tambahnya.
Dia tidak menjelaskan lebih rinci investasi senilai Rp 2 triliun itu akan mencakup kegiatan apa saja.
Kunjungan Kang Emil adalah salah satu upaya Pemda Jabar untuk memenuhi target realisasi investasi, baik dari Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanam Modal Asing (PMA), sebesar Rp188,01 triliun pada 2023.
Indonesia sendiri sedang berupaya meningkatkan penjualan mobil listrik untuk mencapai target pengurangan emisi.
Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), dalam Proyeksi Mobili Listrik Global 2023 (Global Electric Vehicle Outlook 2023) yang dirilis pada April mengatakan sepanjang 2022 ada lonjakan perkembangan kendaraan listrik di negara-negara berkembang, terutama di India, Thailand dan Indonesia.
Penjualan mobil listrik di tiga negara itu secara gabungan meningkat tiga kali lipat mencapai 80.000 unit pada 2022, dibandingkan 2021.
BACA JUGA: Volkswagen akan Beli $700 Juta Saham Produsen Mobil Listrik China XpengDi Indonesia sendiri, menurut data IEA, penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) meningkat 14 kali lipat hingga menembus lebih dari 10.000 unit. Sementar itu, penjualan kendaraan listrik plug-in (Plug-in Electric Vehicle/PEV) atau mobil listrik yang mengisi daya dari sumber eksternal masih nol.
Secara global, China masih memimpin penjualan mobil listrik. Pada 2022 saja, China menyumbang 60 persen dari penjualan mobil listrik dunia.
IEA memproyeksikan penjualan mobil listrik global akan meningkat sebesar 35 persen pada 2023 mencapai 14 juta unit dari lebih dari 10 juta unit pada 2022. [ft/rs]