Pasukan Rusia melancarkan serangkaian serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap sejumlah sasaran di Ukraina timur dan selatan, Jumat (10/2) pagi. Selama beberapa hari terakhir menjelang peringatan satu tahun invasinya, Moskow tampaknya meningkatkan serangan.
Pasukan Kremlin memfokuskan pengeboman mereka terhadap kawasan industri di Ukraina timur, terutama provinsi Luhansk dan provinsi Donetsk, kata militer Ukraina. Separatis yang didukung Moskow telah memerangi pasukan Ukraina di sana sejak 2014.
Rangkaian serangan tersebut menghantam infrastruktur-infrastruktur penting di Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina di timur laut, dan menghantam infrastruktur energi di Zaporizhzhia di tenggara. Sirene serangan udara berbunyi di sebagian besar wilayah negara itu.
Sekretaris Dewan Kota Zaporizhzhia Anatolii Kurtiev mengatakan kota itu telah diserang 17 kali dalam satu jam, yang menurutnya menjadikannya periode serangan paling intens sejak awal invasi skala penuh pada 24 Februari 2022.
Pengeboman kemungkinan merupakan upaya Rusia untuk melemahkan pertahanan Ukraina menjelang serangan darat, yang menurut Kyiv sedang direncanakan Moskow.
Serangan gencar itu memberikan rasa urgensi pada permintaan Ukraina untuk lebih banyak mendapat dukungan militer Barat. Kebutuhan tersebut mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk melakukan perjalanan dua hari yang langka -- dan berani -- ke luar negeri pekan ini untuk menekan sekutu-sekutunya agar memberikan lebih banyak bantuan kepada Kyiv.
Karena ancaman serangan rudal, pemadaman listrik darurat diberlakukan di kota Kyiv, wilayah Kyiv dan wilayah Dnipropetrovsk, menurut operator energi swasta DTEK.
BACA JUGA: Zelenskyy Optimis Ukraina Akan Menang, Jadi Bagian Uni EropaKepala Pemerintahan Kota Kyiv, Serhii Popko, mengatakan bahwa “ada ancaman besar serangan rudal'' karena pesawat-pesawat pembom strategis Tu-95 mengudara. Pesawat itu dapat membawa rudal jelajah. Kepala Pemerintahan kota Kryvyi Rih membenarkan bahwa Rusia telah melancarkan serangan rudal dan mendesak orang-orang untuk mengungsi ke tempat-tempat perlindungan.
Di Kharkiv, pihak berwenang masih berusaha untuk mendapatkan informasi tentang korban dan skala kehancuran, dengan Walikota Ihor Terekhov mengatakan kemungkinan ada gangguan pada pasokan listrik dan air.
Sejumlah analis militer mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berharap dukungan Eropa untuk Ukraina akan berkurang, karena Rusia diyakini sedang mempersiapkan serangan baru. [ab/lt]