Keberadaan pekerja rumah tangga (PRT) infal selama musim libur Lebaran di kota-kota besar banyak diminati keluarga yang bersedia membayar lebih besar.
JAKARTA —
Terletak di sisi jalan ramai di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, sebuah bangunan berwarna kuning berlantai tiga tampak terlihat mencolok dibandingkan dengan bangunan lain yang ada di sisi kiri kanannya. Bangunan itu dipenuhi dengan para pencari kerja yang tengah menanti untuk disalurkan oleh PT Hadi Jaya, sebuah agen penempatan tenaga kerja swasta.
Tampak beberapa calon majikan yang sedang sibuk menyeleksi para pembantu rumah tangga sementara (infal).
Rina, seorang perempuan yang tinggal di daerah Bekasi, mengatakan selalu kerepotan saat ditinggal tiga orang pembantunya mudik pada Lebaran. Lima tahun belakangan ia selalu datang ke agen Hadi Jaya untuk mencari pekerja yang sesuai dengan kebutuhannya, ujarnya.
“Yang paling penting itu jujur aja karena orang baru kan kita nggak tahu sama sekali. Meski bayarannya mahal tapi kita puas gitu lho,” ujarnya, Senin (5/8).
Pemilik agensi, Wuryani Hadi, mengatakan semakin banyak keluarga, terutama dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, datang ke tempat itu untuk mencari pekerja rumah tangga infal (pembantu sementara).
“Saya merekrut pekerja ini dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, NTT, NTB, bahkan Ambon juga ada,” ujar perempuan yang biasa dipanggil Bu Hadi itu.
“Saya menjadi penyalur tenaga kerja untuk seluruh Indonesia sudah 29 tahun,” tambahnya.
Selama kurang dari satu bulan untuk musim Lebaran kali ini, Hadi Jaya sudah menyalurkan 800 pekerja rumah tangga infal. Mereka rata-rata merupakan pekerja yang sudah berpengalaman dan akan memperoleh gaji lebih besar daripada gaji pekerja rumah tangga pada hari-hari biasa.
“Gajinya mahal, yang biasanya majikan punya pembantu empat, mereka akan ambil infal dua. Kalau punya babysitter (pengasuh bayi) dua mereka akan ambil infal satu. Gajinya harian, kalau PRT Rp 125 ribu sehari, kalau babysitter Rp 175-200 ribu sehari. Minimal digunakan selama 15 hari,” ujarnya.
Untuk setiap pekerja yang disalurkan, Hadi Jaya akan memperoleh komisi sebesar Rp 750 ribu hingga Rp 800 ribu. Biaya ini akan langsung dipotong separuhnya untuk para sponsor atau pihak yang merekrut pekerja itu dari daerah, ujar Bu Hadi. Sisanya akan digunakan sebagai biaya administrasi para pekerja itu selama ditampung di PT Hadi Jaya.
Ani Maryani, salah satu pekerja infal yang terdaftar di agensi tersebut, tidak pernah melewatkan kesempatan selama musim Lebaran untuk memperoleh gaji lebih besar daripada biasanya, meski untuk itu ia rela tidak bertemu dengan anak dan suaminya yang tinggal di Bondowoso, Jawa Timur.
“Soalnya gajinya lebih besar daripada hari biasa, nggap apa-apa nggak mudik karena keluarga sudah biasa ditinggal, anak saya sudah mandiri. Saya biasa pulang habis Lebaran,” ujarnya.
Tampak beberapa calon majikan yang sedang sibuk menyeleksi para pembantu rumah tangga sementara (infal).
Rina, seorang perempuan yang tinggal di daerah Bekasi, mengatakan selalu kerepotan saat ditinggal tiga orang pembantunya mudik pada Lebaran. Lima tahun belakangan ia selalu datang ke agen Hadi Jaya untuk mencari pekerja yang sesuai dengan kebutuhannya, ujarnya.
“Yang paling penting itu jujur aja karena orang baru kan kita nggak tahu sama sekali. Meski bayarannya mahal tapi kita puas gitu lho,” ujarnya, Senin (5/8).
Pemilik agensi, Wuryani Hadi, mengatakan semakin banyak keluarga, terutama dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, datang ke tempat itu untuk mencari pekerja rumah tangga infal (pembantu sementara).
“Saya merekrut pekerja ini dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, NTT, NTB, bahkan Ambon juga ada,” ujar perempuan yang biasa dipanggil Bu Hadi itu.
Selama kurang dari satu bulan untuk musim Lebaran kali ini, Hadi Jaya sudah menyalurkan 800 pekerja rumah tangga infal. Mereka rata-rata merupakan pekerja yang sudah berpengalaman dan akan memperoleh gaji lebih besar daripada gaji pekerja rumah tangga pada hari-hari biasa.
“Gajinya mahal, yang biasanya majikan punya pembantu empat, mereka akan ambil infal dua. Kalau punya babysitter (pengasuh bayi) dua mereka akan ambil infal satu. Gajinya harian, kalau PRT Rp 125 ribu sehari, kalau babysitter Rp 175-200 ribu sehari. Minimal digunakan selama 15 hari,” ujarnya.
Untuk setiap pekerja yang disalurkan, Hadi Jaya akan memperoleh komisi sebesar Rp 750 ribu hingga Rp 800 ribu. Biaya ini akan langsung dipotong separuhnya untuk para sponsor atau pihak yang merekrut pekerja itu dari daerah, ujar Bu Hadi. Sisanya akan digunakan sebagai biaya administrasi para pekerja itu selama ditampung di PT Hadi Jaya.
Ani Maryani, salah satu pekerja infal yang terdaftar di agensi tersebut, tidak pernah melewatkan kesempatan selama musim Lebaran untuk memperoleh gaji lebih besar daripada biasanya, meski untuk itu ia rela tidak bertemu dengan anak dan suaminya yang tinggal di Bondowoso, Jawa Timur.
“Soalnya gajinya lebih besar daripada hari biasa, nggap apa-apa nggak mudik karena keluarga sudah biasa ditinggal, anak saya sudah mandiri. Saya biasa pulang habis Lebaran,” ujarnya.