Jelang Pemilu di Perancis, Kekalahan Bagi Sayap Kiri

Marine Le Pen, presiden partai ultrakanan Perancis Front Nasional, anggota parlemen Eropa dan kandidat pemilihan presiden 2017, berbicara kepada media di Paris (4/1). (Reuters/Charles Platiau)

Partai Sosialis yang berkuasa di Perancis kini lemah, sangat tidak populer dan ideologinya terpecah menjelang pemilihan presiden pendahuluan putaran pertama hari Minggu.

Lima tahun setelah menang besar dalam pemilihan yang mengembalikannya ke kekuasaan untuk pertama kali dalam 10 tahun sehingga membuat pendukungnya menari-nari di jalan-jalan, Partai Sosialis yang berkuasa di Perancis kini lemah, sangat tidak populer dan ideologinya terpecah menjelang pemilihan presiden pendahuluan putaran pertama hari Minggu (22/1). Beberapa bahkan memperingatkan akan kemungkinan pembubaran.

Kini, rakyat mencari wajah-wajah dan partai-partai lain setelah partai sayap kiri yang memerintah negara itu terkena tiga serangan besar teroris, pengangguran tingkat tertinggi dan dampak krisis migran Eropa, yang tampak di jalan-jalan Paris dan hutan kamp-kamp di Calais yang kini sudah dibongkar.

Partai sayap kanan Front Nasional secara luas diperkirakan mendominasi putaran pertama pemilihan presiden April nanti, mencerminkan reaksi populis yang lebih luas di Eropa dan Amerika Serikat, di mana Presiden Donald Trump dilantik hari Jumat.

"Ada ketidakpercayaan, kelangkaan dukungan untuk partai sayap kiri karena sejumlah alasan," ujar analis Jean Petaux pada Sciences Po Bordeaux University.

"Sebagian percaya hal itu mengkhianati cita-cita sayap kiri. Lainnya menyatakan partai itu tidak cukup jauh dalam memberlakukan reformasi." [ka]