Jelang Pemilu, Warga Katolik Amerika Sampaikan Keprihatinan Bersama

Basilica of the National Shrine of the Immaculate Conception, gereja Katolik terbesar di Washington. (Foto: dok.)

Satu dari lima warga Amerika adalah penganut agama Katolik dan pemilih Katolik, dan seperti warga Amerika lainnya, secara politik terbecah belah. Apa isu-isu yang menjadi keprihatinan mereka dalam tahun pemilu ini? Beberapa pemimpin gereja dan aktivis menggambarkan beberapa konsensus dan mempertanyakan strategi yang memecah belah mereka.

Melawan diskriminasi dan aksi kekerasan, serta reformasi sistem peradilan kriminal adalah beberapa tujuan warga Katolik, sebagai ajaran sosial, kata Jonathan Reyes dari Konferensi Keuskupan Katolik Amerika.

Isu-isu dan prinsip-prinsip yang membantu warga Katolik Roma mengambil keputusan itu digariskan dalam dokumen para uskup, yang disebut “Forming Consciences for Faithful Citizenship” atau Membentuk Kesadaran Warga Penganut Agama.

Reyes mengatakan satu keprihatinan utama adalah soal kesucian kehidupan, termasuk tentangan terhadap aborsi dan euthanasia. Dalam ajaran Katolik, kedua tindakan itu disebut kejahatan murni, setara dengan kloning atau tindakan menggandakan manusia dan penghancuran embrio dalam penelitian. Para uskup juga mendesak pemerintah untuk mengakhiri hukuman mati, perang yangtidak beralasan, dan penyiksaan.

Isu-isu ini rumit tetapi prinsip-prinsip yang melatarbelakanginya jelas, ujar Reyes. “Jika hal ini membantu martabat manusia, kami mendukungnya dan ingin meningkatkannya. Jika membahayakan martabat manusia, kami menentangnya.”

Warga Katolik Amerika sama beragamnya dengan warga Amerika lainnya. Bagi sebagian warga, aborsi dan perkawinan sesama jenis adalah isu-isu utama, sementara sebagian lain ingin kebijakan yang membantu kelompok kelas menengah dan mengatasi kemiskinan atau mengurangi besarnya pemerintahan dandan membantu dunia bisnis berkembang. Seperti warga Amerika lainnya, mereka terpecah soalpemilikan senjata api, layanan kesehatan dan imigrasi.

Pusat Penelitian Pew mendapati bahwa sebagian besar warga Katolik sepakat dengan pemimpin-pemimpin gereja mereka bahwa aborsi adalah dosa, tetapi hampir 6 dari 10 warga Katolik mendukung perkawinan sesama jenis, meskipun ada penolakan resmi. [em]