Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris menandai hari libur 19 Juni pada Senin pekan depan, dengan menggelar konser di halaman sisi selatan Gedung Putih.
Artis yang tampil diantaranya adalah penyanyi gospel Kirk Franklin, yang berdansa di panggung bersama Wakil Presiden Harris, serta penyanyi legendaris lain seperti Patti LaBelle dan Charlie Wilson.
Bidan menandatangani sebuah UU pada 2021 yang menjadikan 19 Juni atau biasa disebut Juneteenth, sebagai hari libur federal.
Biden memperingatkan bahwa sejumlah “hantu-hantu lama” dalam tampilan baru tengah berupaya menghilangkan hak-hak warga kulit hitam Amerika yang telah susah payah dimenangkan.
BACA JUGA: AS Peringati Libur Nasional ‘Juneteenth’“Menjadikan lebih sulit bagi warga kulit hitam untuk memberikan suara atau dihitung suaranya. Menutup berbagai pintu untuk kesempatan. Menyerang nilai-nilai keragaman, kesetaraan dan inklusi. Jika Anda bisa mempercayai itu, melarang buku-buku tentang pengalaman hidup warga kulit hitam di Amerika, mencoba untuk menghapus dan menulis ulang sejarah. Sejarah kita bukan hanya tentang masa lalu, tetapi itu juga tentang masa kini dan masa depan kita. Itu apakah masa depan itu adalah masa depan bagi kita semua, tidak hanya bagi sebagian dari kita. Sejarah warga kulit hitam, adalah sejarah Amerika,” kata Biden.
Juneteenth memperingati suatu hari pada 1865, setelah negara-negara bagian konfederasi menyerah untuk mengakhiri Perang Saudara, ketika jenderal Union tiba di Galveston, Texas, untuk menginformasikan kepada sebuah kelompok budak Afrika-Amerika bagi kebebasan mereka di bawah Proklamasi Emansipasi oleh Presiden Abraham Lincoln pada 1863.
BACA JUGA: Presiden Biden Resmikan Juneteenth Jadi Hari Libur NasionalTelah lama menjadi hari libur regional di wilayah selatan AS, Juneteenth menjadi terkenal di seluruh Amerika setelah berbagai protes pada 2020, terkait pembunuhan oleh polisi terhadap George Floyd, Breonna Taylor, Rayshard Brooks dan warga kulit hitam Amerika lainnya.
Peringatan di Gedung Putih ini diselenggarakan di tengah pemilih presiden yang semakin menghangat, dimana para pemilih kulit hitam nampaknya akan memainkan peran cukup sentral dalam tanding ulang antara Biden dan pesaingnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Meskipun sebelumnya warga kulit hitam Amerika secara konsisten memilih Partai Demokrat, perubahan kecil dalam kesetiaan politik atau tingkat kehadiran yang rendah di negara-negara bagian kunci, bisa mempengaruhi siapa yang menang pada November nanti. [ns/ab]