Ledakan kembali mengguncang Kota Beirut pada Senin (7/10) dini hari, sehari setelah pemboman besar-besaran yang dilakukan Israel di wilayah pinggiran selatan yang dikenal sebagai Dahiyeh sejak Israel meningkatkan kampanye udaranya terhadap Lebanon pada 23 September.
Israel mengatakan pihaknya menarget Hizbullah, kelompok militan bersenjata terkuat di Lebanon, yang menyebut penembakan roket yang mereka lakukan ke Israel sebagai bentuk dukungan pada Palestina.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan lebih dari 30 serangan terjadi sejak Sabtu (5/10) malam hingga Minggu (6/10) pagi.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka menyerang sasaran di dekat Beirut, dan mengatakan sekitar 130 proyektil telah melintasi Lebanon ke wilayah Israel, dan sebagian di antaranya berhasil dicegat.
Setahun setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel membuka front baru di Lebanon dengan melawan Hizbullah, yang telah saling baku tembak dengan Israel di sepanjang perbatasan sejak perang di Gaza dimulai.
BACA JUGA: Israel Serang Masjid di Jalur Gaza, Sedikitnya 19 Orang TewasSetidaknya 1.400 warga Lebanon, termasuk warga sipil, petugas medis dan pejuang Hizbullah, tewas. Sementara 1,2 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Israel mengatakan pihaknya bertujuan mengusir kelompok militan itu dari perbatasannya sehingga puluhan ribu warga Israel dapat kembali ke rumah mereka.
Kantor berita Associated Press melaporkan serangan baru dimulai di pinggiran Kota Beirut pada Minggu malam.
Israel juga telah berjanji akan menyerang Iran setelah serangan rudal balistik terhadap negara itu pekan lalu.
Meluasnya konflik telah berisiko semakin melibatkan Amerika Serikat, yang telah memberikan dukungan militer dan diplomatik yang penting kepada Israel.
Kelompok militan sekutu Iran di Suriah, Irak dan Yaman telah bergabung melakukan serangan jarak jauh terhadap Israel.
Israel berada dalam siaga tinggi menjelang acara peringatan serangan 7 Oktober, sementara aksi unjuk rasa berlanjut di seluruh dunia untuk menandai peringatan tersebut. [em/ka]