Israel setuju untuk membebaskan tahanan Palestina dalam jumlah “terbatas”, sehari setelah kedua pemerintahan sepakat menuju ke meja perundingan, Sabtu (20/7).
Menteri Keuangan Israel Yuval Steinitz menyampaikan pengumuman bahwa negaranya setuju untuk membebaskan tahanan Palestina dalam jumlah “terbatas” hari Sabtu (20/7), tanpa memberi rincian tentang jumlah tahanan yang dibebaskan atau identitas mereka.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry Jum’at malam (19/7) mengumumkan rencana akan dimulainya kembali perundingan. Ia berbicara di Amman – Yordania setelah kembali dari perjalanannya ke Ramallah dan pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Kerry mengatakan beberapa rincian masih dibahas tetapi jika semuanya berjalan lancar maka pejabat-pejabat Palestina dan Israel akan melakukan perjalanan ke Washington untuk memulai perundingan pendahuluan dalam waktu satu atau dua minggu ini.
Kerry memuji Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas karena telah mengambil beberapa pilihan sulit.
Ini merupakan lawatan keenam yang dilakukan John Kerry ke Timur Tengah sejak menjadi menteri luar negeri awal tahun ini. Kerry sebenarnya dijadwalkan untuk kembali ke Amerika Jum’at pagi. Ia memperpanjang masa tinggalnya setelah menilai bahwa kesepakatan untuk memulai kembali perundingan tampaknya mungkin dicapai.
Perundingan damai antara Israel dan Palestina terhenti tahun 2010.
Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama telah menelfon Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu hari Kamis, memintanya untuk bekerjasama dengan John Kerry guna “memulai kembali perundingan dengan Palestina sesegera mungkin”.
Awal pekan ini, di Yordania John Kerry bertemu dengan wakil-wakil negara Arab yang mendukung rencana perdamaian komprehensif. Ia mengatakan banyak menteri Liga Arab mengatakan kepadanya bahwa “isu utama ketidakstabilan di kawasan dan di banyak tempat lain di dunia adalah karena konflik Israel-Palestina”.
Kerry telah mendesak Israel dan Palestina untuk bersikap hati-hati dan menghindari tindakan atau pernyataan yang mungkin mengganggu kemajuan yang telah dicapai.
Kerry menambahkan usulan rencana itu dimaksudkan untuk menunjukkan kepada kedua pihak manfaat perdamaian, dan khususnya – dampak beberapa usulan pada ekonomi Palestina. Kerry mengatakan program-program yang dipertimbangkan sebagai bagian dari usulan rencana itu dapat mengurangi angka pengangguran di wilayah Palestina dari 21 persen menjadi delapan persen dalam waktu tiga tahun mendatang, dan sekaligus melipatgandakan GDP.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry Jum’at malam (19/7) mengumumkan rencana akan dimulainya kembali perundingan. Ia berbicara di Amman – Yordania setelah kembali dari perjalanannya ke Ramallah dan pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Kerry mengatakan beberapa rincian masih dibahas tetapi jika semuanya berjalan lancar maka pejabat-pejabat Palestina dan Israel akan melakukan perjalanan ke Washington untuk memulai perundingan pendahuluan dalam waktu satu atau dua minggu ini.
Kerry memuji Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas karena telah mengambil beberapa pilihan sulit.
Ini merupakan lawatan keenam yang dilakukan John Kerry ke Timur Tengah sejak menjadi menteri luar negeri awal tahun ini. Kerry sebenarnya dijadwalkan untuk kembali ke Amerika Jum’at pagi. Ia memperpanjang masa tinggalnya setelah menilai bahwa kesepakatan untuk memulai kembali perundingan tampaknya mungkin dicapai.
Perundingan damai antara Israel dan Palestina terhenti tahun 2010.
Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama telah menelfon Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu hari Kamis, memintanya untuk bekerjasama dengan John Kerry guna “memulai kembali perundingan dengan Palestina sesegera mungkin”.
Awal pekan ini, di Yordania John Kerry bertemu dengan wakil-wakil negara Arab yang mendukung rencana perdamaian komprehensif. Ia mengatakan banyak menteri Liga Arab mengatakan kepadanya bahwa “isu utama ketidakstabilan di kawasan dan di banyak tempat lain di dunia adalah karena konflik Israel-Palestina”.
Kerry telah mendesak Israel dan Palestina untuk bersikap hati-hati dan menghindari tindakan atau pernyataan yang mungkin mengganggu kemajuan yang telah dicapai.
Kerry menambahkan usulan rencana itu dimaksudkan untuk menunjukkan kepada kedua pihak manfaat perdamaian, dan khususnya – dampak beberapa usulan pada ekonomi Palestina. Kerry mengatakan program-program yang dipertimbangkan sebagai bagian dari usulan rencana itu dapat mengurangi angka pengangguran di wilayah Palestina dari 21 persen menjadi delapan persen dalam waktu tiga tahun mendatang, dan sekaligus melipatgandakan GDP.