Kurang dari dua minggu menjelang latihan gabungan bersama (latgabma) multi-nasional Super Garuda Shield 2024, Amerika Serikat mulai mengirim sejumlah alat utama sistem persenjataan utama (alutsista) yang akan digunakan dalam latihan berskala besar itu.
Sejumlah kendaraan militer, termasuk helikopter tempur dan kendaraan angkut militer, diturunkan dari kapal MV Cape Husdon berbendera Amerika yang berlabuh di Dermaga Tanjung Wangi, Banyuwangi, pada Senin (12/8).
Dalam keterangan pers yang diterima VOA, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Banyuwangi, Letkol Laut (P) Hafidz, M.Tr.Opsla, menyebut latihan gabungan bersama yang akan berlangsung mulai 25 Agustus hingga 5 September nanti sebagai “latihan militer multilateral rutin setiap tahun." Latihan tersebut akan digelar oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Angkatan Bersenjata AS, dan sejumlah pasukan negara sahabat.
“Guna mendukung kelancaran dan keamanan proses debarkasi… kami kerahkan prajurit Lanal Banyuwangi, unsur Patroli Keamanan Laut (Patkamla) KAL Rajegwesi II-5-40, KAL Sembulungan II-5-42, RHIB dan RBB untuk mengamankan Dermaga Tanjung Wangi, mulai H-1 hingga selesai kegiatan,” tambah Hafidz.
19 Negara Ikut Super Garuda Shield 2024
Sebelumya pada awal Juli, juru bicara TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan Super Garuda Shield yang akan berlangsung di tiga lokasi – yaitu di Situbondo, Jawa Timur; Karawang, Jawa Barat; dan Batu Raja, Sumatera Selatan – akan melibatkan “latihan parasut, penembakan artileri dan pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Situbondo.”
Sedikitnya ada 19 negara yang akan ikut serta dalam latihan gabungan bersama ini. tetapi hanya lima negara – selain Indonesia – yang mengirim alutsista dan prajurit, yaitu Amerika, Australia, Jepang, Singapura dan Inggris. Sementara 13 negara lainnya menjadi pengamat atau observer, yaitu Prancis, Korea Selatan, Kanada, Jerman, Selandia Baru, Belanda, India, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea, Brunei Darussalam, Vietnam dan Thailand.
Meskipun China dan Rusia tidak ikut serta dalam latihan berskala besar ini, Nugraha Gumilar ketika itu mengatakan kepada wartawan di Jakarta bahwa Super Garuda Shield tidak dimaksudkan untuk mengkonsolidasikan kekuatan militer guna melawan negara tertentu.” Dalam hal keamanan kawasan, Indonesia tidak memihak, tegasnya ketika itu.
Politik bebas aktif merupakan salah satu landasan utama politik luar negeri Indonesia. Meskipun demikian Indonesia memiliki kerja sama pertahanan yang solid dengan China, misalnya dalam bidang pendidikan militer dan pertukaran pelajar. Demikian pula dengan Amerika dan Rusia, misalnya.
Latihan gabungan bersama Super Garuda Shield dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, rasa saling percaya dan kerja sama yang dibangun dari pengalaman bersama-sama selama puluhan tahun. [em/ah]