Sedikitnya 9 pelajar tewas dan 1 orang lainnya masih hilang setelah sebuah jembatan gantung putus di Desa Manau 9 II, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Minggu (19/1/2020) sekitar pukul 15.00 WIB.
BACA JUGA: Bus Sriwijaya Rute Bengkulu-Palembang Terjun ke Jurang, 25 TewasKepala Basarnas Bengkulu, Abdul Malik mengatakan seluruh korban meninggal karena jatuh dari jembatan kemudian terseret arus sungai yang cukup deras pada saat kejadian. Dalam peristiwa nahas tersebut seluruh korban merupakan pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yang sedang berswafoto di jembatan tersebut pada saat kejadian. Diduga penyebab jembatan gantung itu putus setelah tak sanggup menahan beban.
“Kami dapat informasi bahwa ada beberapa remaja tenggelam diakibatkan jatuh dari jembatan yang putus. Kami mendapat informasi dari masyarakat anak-anak itu wisata di daerah tersebut dan berswafoto. Mungkin karena spotnya bagus, kemudian melihat debit air yang sangat deras,” kata Abdul saat dihubungi VOA, Senin (20/1/2020).
Abdul menjelaskan, pada saat kejadian sebanyak 27 remaja berada di atas jembatan gantung yang digunakan untuk penghubung antar desa. Dalam peristiwa itu 17 orang mampu menyelamatkan diri ke tepian sungai. Namun, 10 orang lainnya hanyut lantaran derasnya arus sungai.
“Detik-detik jembatan putus beberapa korban sempat ke pinggir yang selamat. Namun yang di tengah ini banyak hanyut karena derasnya arus sungai dan bebatuan. Itu mengakibatkan banyak yang meninggal dunia,” paparnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Hingga Senin (20/1/2020) pukul 12.00 WIB, kata Abdul, Basarnas Bengkulu sudah menemukan 9 orang dan satu orang belum ditemukan.
Saat ini proses pencarian petugas gabungan dari Basarnas Bengkulu, TNI, dan Polri masih dilakukan di sekitar lokasi putusnya jembatan gantung tersebut. Penyisiran dan pencarian terhadap korban yang masih hilang dilakukan dengan radius 27 kilometer dari lokasi kejadian.
“Kami perkirakan tersebarnya korban-korban ini mengikuti aliran sungai tersebut,” tutur Abdul. [aa/ft]