Peti mati yang berisi jenazah 11 warga Ukraina yang tewas ketika Iran secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang tanggal 8 Januari lalu, tiba di Kiev hari Minggu (19/1).
Presiden Volodymyr Zelensky, perdana menteri Oleksij Honcharuk dan sejulmlah pejabat senior pemerintahan hadir ketika ke-11 peti mati yang ditutupi bendera Ukraina itu tiba dari bandara. Ke-11 waga Ukraina itu serta 165 penupang lainnya tewas ketika pesawat Ukrainian Airlines ditembak jatuh oleh rudal Iran.
Para pejabat Iran mengatakan, sistem pertahanan udara mereka berada dalam siaga tinggi ketika terjadi ketegangan dengan Amerika, dan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Boeing 737 itu.
BACA JUGA: Khamenei: Musuh Iran Eksploitasi Tragedi Pesawat Ukraina untuk PropagandaPara pejabat Ukraina dan pejabat dari empat negara lain yang warganya ikut tewas dalam pesawat itu menuntut diadakannya penyelidikan yang “menyeluruh, independen dan transparan” atas musibah itu.
Hasan Rezaifer, kepala bagian penyelidikan kecelakan Iran dikutip kantor berita resmi IRNA mengatakan bahwa kotak perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit pesawat itu berada ditangan pejabat Iran, “dan kami tidak punya rencana untuk menyerahkannya kepada pihak lain.”
“Kami sedang memeriksa kedua kotak hitam itu, tapi sedemikian jauh belum memutuskan apakah akan menyerahkannya kepada pihak lain di luar Iran,” katanya.
Hassan Rezaifer sebelumnya dikutip oleh kantor berita Tasnim bahwa para pakar Perancis, Amerika dan Kanada akan memeriksa kedua kotak hitam itu setelah dikirim ke Kiev, karena para pejabat Iran tidak bisa membaca data yang terdapat di dalamnya. (ii/jm)