Jenazah mendiang pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny, akhirnya diserahkan kepada ibunya, lebih dari sepekan setelah dia meninggal di koloni penjara Arktik. Hal itu diungkapak oleh juru bicaranya pada Sabtu (24/2).
Navalny, yang merupakan kritikus paling vokal terhadap Presiden Vladimir Putin, meninggal pada 16 Februari di salah satu penjara terberat di Rusia di Siberia utara. Ia menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan yang dianggap sebagai pembalasan politik terhadap aktivitas oposisinya.
"Jenazah Alexey telah diserahkan kepada ibunya. Terima kasih banyak kepada semua pihak yang menuntut hal ini bersama kami," kata juru bicara Navalny, Kira Yarmysh di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Selama seminggu terakhir, pihak berwenang Rusia menolak memberikan jenazah Navalny kepada Lyudmila Navalnaya meski dia telah melakukan perjalanan ke Kota Salekhard di wilayah Yamalo-Nenets, pemukiman terdekat dengan koloni penjara tempat Navalny meninggal.
Tim Navalny pada Jumat (23/2) mengatakan mereka telah mengajukan gugatan untuk mendapatkan jenazah tersebut. Dalam gugatan tersebut, mereka menuduh penyelidik setempat mengancam akan menguburkannya di penjara jika ibunya tidak menyetujui pemakaman “rahasia”.
Yarmysh mengatakan rencana pemakamannya masih belum jelas.
BACA JUGA: Istri Mendiang Oposisi Rusia Navalny Desak Pihak Berwenang Serahkan Jenazah Suaminya"Lyudmila Ivanovna masih di Salekhard. Pemakamannya masih tertunda. Kami tidak tahu apakah pihak berwenang akan ikut campur untuk melaksanakannya sesuai keinginan keluarga dan yang pantas diterima Alexey," katanya.
Timnya sebelumnya menyatakan bahwa Kremlin berusaha untuk menghalangi pemakaman umum, yang bisa berubah menjadi peristiwa dukungan bagi gerakan Navalny dan oposisinya terhadap Putin.
Pemimpin Rusia, yang terkenal tidak pernah menyebut nama Navalny di depan umum, belum mengomentari kematian pengkritiknya yang paling vokal. [ah/ft]