Pemerintah AS memperingatkan bahwa tuduhan kejahatan perang yang dihadapi pasukan Australia di Afghanistan dapat mencegah pasukan AS untuk bekerja sama dengan Resimen Layanan Udara Khusus (SAS) Australia, kata kepala pasukan pertahanan Australia, Rabu (31/5).
Jenderal Angus Campbell mengatakan kepada sebuah komite di Senat bahwa ia menerima surat dari atase pertahanan AS di Canberra pada Maret 2021 yang menyatakan bahwa pasukan elite SAS mungkin telah "tercemar" oleh tuduhan kejahatan perang di Afghanistan yang diangkat dalam laporan investigasi kejahatan perang Australia yang dipublikasikan pada tahun 2020. Campbell mengatakan seorang pejabat militer dimutasi setelah munculnya surat itu.
Surat itu memperingatkan bahwa laporan Brereton, yang merinci "informasi yang dapat dipercaya" bahwa sejumlah tentara Australia telah membunuh secara tidak sah 39 tahanan dan warga sipil Afghanistan, dapat memicu diberlakukannya undang-undang AS yang mencegah militer negara itu bekerja dengan unit-unit yang terkait dengan "pelanggaran berat HAM."
“Saya menerima surat dari atase pertahanan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat yang berbasis di Canberra, yang ditujukan kepada saya, yang menunjukkan bahwa perilisan laporan Brereton dan temuannya dapat memulai pertimbangan Hukum Leahy,” kata Campbell.
BACA JUGA: Menhan Australia Mengaku Sangat Terpukul Baca Laporan Kejahatan PerangCampbell mengatakan ia memberi tahu menteri pertahanan pada saat itu namun belum memberi tahu menteri pertahanan saat ini, Richard Marles. Campbell ditanyai oleh para senator tentang mengapa ia tidak memberi tahu pemerintah berikutnya tentang surat semacam itu dari mitra perjanjian keamanan terpenting Australia tersebut.
Senator independen Jacqi Lambie bertanya apakah pemerintah seharusnya diberi tahu tentang "masalah yang cukup besar" seperti itu.
Campbell menjawab: "Saya pikir ada perbedaan antara 'mungkin' dan 'pasti.' Atase pertahanan itu mengisyaratkan bahwa itu 'mungkin,' dan bukan ‘pasti.’"
Kantor Marles tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Polisi pada bulan Maret mendakwa veteran Australia pertama atas dugaan pembunuhan di Afghanistan, tiga tahun setelah investigasi Brereton menemukan bahwa 19 tentara pasukan khusus Australia dapat menghadapi dakwaan atas tindakan ilegal selama konflik di Afghanistan.
BACA JUGA: Australia akan Adili Tentara yang Lakukan Kejahatan Perang di AfghanistanMantan anggota SAS Oliver Schulz, 41, didakwa dengan kejahatan pembunuhan atas kematian seorang Afghanistan yang ditembak pada tahun 2012 di sebuah ladang gandum di provinsi Uruzgan.
Seorang hakim Pengadilan Federal akan memutuskan pada hari Kamis dalam kasus pencemaran nama baik yang diajukan oleh veteran perang Australia yang paling dihormati, penerima Victoria Cross dan mantan anggota SAS Ben Roberts-Smith, terhadap tiga surat kabar Australia yang dituduh telah menggambarkannya sebagai penjahat yang melanggar moral dan hukum di Afghanistan.
Polisi bekerja sama dengan Kantor Penyelidik Khusus, sebuah badan investigasi Australia yang dibentuk pada 2021, untuk membangun kasus terhadap pasukan elite SAS dan Resimen Komando yang bertugas di Afghanistan antara 2005 dan 2016.
Lebih dari 39.000 personel militer Australia bertugas di Afghanistan selama 20 tahun hingga penarikan tahun 2021, dan 41 tewas di sana. [ab/uh]