Menteri Pertahanan China yang baru, Jenderal Li Shangfu, berperan penting dalam memodernisasi Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army's/PLA). Sepak-terjang Jenderal Li berbuah sanksi dari Amerika Serikat (AS) terkait keputusan Beijing untuk mengakuisisi senjata dari Rusia.
Meski jabatan baru Jenderal Li dalam pemerintahan China dianggap hanya bersifat diplomatik dan seremonial, para dipolomat regional mengatakan penunjukan Li akan menjadi perhatian karena latar belakang kariernya.
Li memulai jabatannya pada saat AS berupaya menghidupkan kembali dialog dan komunikasi militer yang memburuk karena Beijing marah dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus 2022.
BACA JUGA: Loyalis Presiden Xi Ditunjuk Jadi PM ChinaPara pakar berpendapat latar belakang Li sebagai seorang teknokrat akan membantunya memainkan peran kunci dalam memenuhi target sementara tujuan Presiden Xi Jinping untuk PLA. Li sendiri dikenal sebagai seorang insinyur kedirgantaraan yang bekerja dalam program satelit China.
“Latar belakang operasional dan teknologi Menteri Pertahanan China berikutnya sangat relevan mengingat bahwa PLA bertujuan untuk menjadi militer kelas dunia pada 2049,” kata James Char, seorang sarjana keamanan di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura.
Pada 2016, Li diangkat sebagai wakil komandan Pasukan Dukungan Strategis PLA yang baru. Badan elite itu bertugas mempercepat pengembangan kemampuan ruang angkasa dan perang dunia maya China.
Dia kemudian ditunjuk sebagai kepala Departemen Pengembangan Peralatan Komisi Militer Pusat (Central Military Commission/CMC), badan pertahanan pemerintahan China yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping.
Pembelian Senjata Rusia
Departemen Luar Negeri AS pada September 2018 menjatuhkan sanksi kepada China atas pembelian 10 pesawat tempur Su-35 pada 2017 dan peralatan yang terkait dengan sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 dari eksportir senjata dari Rusia, Rosoboronexport. Sebagai direktur, Li masuk dalam daftar pihak yang terkena sanksi AS.
Beberapa pakar keamanan memperkirakan sanksi tersebut berpotensi menambah kerumitan dan memberikan pengaruh kepada kepemimpinan militer China.
Ketika ditanya minggu lalu tentang promosi jabatan Li, juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Marty Meiners mengatakan bahwa militer AS tidak dapat mengomentari laporan media tentang perubahan kepemimpinan China. Namun Washington tetap akan mempertahankan komunikasi dengan PLA. [ah/ft]