Tokyo mengajukan protes kepada Beijing pada Jumat (7/6) setelah empat kapal China yang diyakini bersenjata mendekati pulau-pulau sengketa yang dikuasai Jepang di Laut China Timur, kata juru bicara utama pemerintah.
Insiden itu adalah “pertama kalinya empat kapal (China) yang membawa meriam memasuki perairan teritorial Jepang” di sekitar Kepulauan Senkaku, kata Yoshimasa Hayashi kepada wartawan.
Pulau-pulau kecil tersebut juga diklaim oleh China, yang menyebutnya sebagai Pulau Diaoyu, dan sengketa wilayah telah menjadi masalah yang berkepanjangan antara kedua negara bertetangga tersebut.
Hubungan kedua negara memburuk pada 2012 ketika Tokyo "menasionalisasi" beberapa pulau terpencil itu, dan para pejabat Jepang secara teratur memprotes kehadiran garda pantai China dan kapal-kapal lain di perairan sekitarnya.
Pada Jumat pagi, empat kapal garda pantai China memasuki perairan teritorial yang dikuasai Tokyo dan hengkalng dua jam kemudian setelah berulang kali diperingatkan oleh Garda Pantai Jepang, kata Hayashi.
“Intrusi kapal garda pantai China ke wilayah perairan kami merupakan pelanggaran hukum internasional, jadi kami telah mengajukan protes keras melalui jalur diplomatik,” katanya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa insiden tersebut “tidak dapat ditoleransi”.
BACA JUGA: Ketegangan Memanas, Jepang dan China Pakai Cara Komunikasi 'Jadul' Saluran SiagaJuru bicara garda pantai Jepang membenarkan bahwa ini adalah pertama kalinya semua kapal dalam kelompok yang memasuki perairan tersebut diyakini dilengkapi dengan senjata semacam itu.
Kapal-kapal China telah berulang kali terlihat di dekat pulau-pulau yang disengketakan itu sejak tahun 2012, namun "dalam kasus-kasus baru-baru ini, hanya satu dari empat kapal China dalam kelompok tersebut yang memiliki sesuatu yang tampak seperti meriam", kata juru bicara Takanori Fukuda kepada AFP.
Pada bulan Agustus 2016, sebanyak tujuh kapal China yang membawa sesuatu yang tampak seperti meriam transit di dekatnya, meskipun tidak di dalam wilayah perairan Jepang, menurut Fukuda.
Bulan lalu, Jepang mengatakan pihaknya telah melihat kapal-kapal China berlayar di dekat pulau-pulau yang disengketakan itu selama 158 hari berturut-turut. [ab/lt]