Pemerintah Jepang, Selasa (22/3), memperingatkan orang-orang tentang kemungkinan pemadaman listrik karena pasokan rendah setelah beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara untuk sementara berhenti berproduksi akibat gempa pekan lalu.
Peringatan langka, yang menyerukan penghematan listrik, itu muncul saat wilayah Tokyo menghadapi salju dan cuaca yang sangat dingin pada awal musim semi dan membutuhkan penggunaan pemanas ruangan.
Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter di lepas pantai Fukushima Rabu lalu menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 230 lainnya. Gempa tersebut mengingatkan banyak orang akan gempa pada Maret 2011, yang memicu tsunami dan bencana nuklir yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan pantai timur laut Jepang.
BACA JUGA: Gempa Berkekuatan 7,4 Landa Fukushima, JepangGempa pekan lalu menyebabkan pemadaman listrik sementara pada sekitar pada 2 juta rumah, sementara pembangkit-pembangkit listrik tenaga batu bara di wilayah yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company Holdings dievaluasi dan diperbaiki.
Listrik telah pulih sejak itu, tetapi kebutuhan listrik menjadi sangat tinggi akibat salju dan cuaca dingin yang tidak biasanya, kata para pejabat.
Selasa menandai berakhirnya pembatasan terkait COVID-19 di Jepang secara nasional setelah laju infeksi menunjukkan tanda-tanda melambat. Bar dan restoran kembali ke jam layanan normal, tetapi para tamu mungkin harus makan dalam cahaya redup.
Menteri Industri dan Ekonomi Koichi Hagiuda memperingatkan, tanpa penghematan listrik lebih lanjut, pemadaman listrik di area yang luas tidak akan terhindarkan. Ia meminta toserba, supermarket, dan toko-toko untuk mematikan papan-papan reklame listrik dan mendesak pabrik manufaktur untuk juga menghemat listrik sebanyak mungkin. [ab/uh]