Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan akan berupaya mempertahankan momentum ke arah perbaikan hubungan sewaktu mereka bertemu di sela-sela KTT G7 yang dimulai pada Jumat di Hiroshima.
PM Jepang Fumio Kishida akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Minggu, hari terakhir pertemuan tiga hari G7, kata para pejabat Korea Selatan.
Korea Selatan bukan anggota kelompok tujuh negara demokrasi maju G7, tetapi diundang oleh Kishida sebagai pengamat, bersama-sama dengan beberapa negara non-G7 lainnya.
Ini akan menjadi pertemuan ketiga belakangan ini antara Yoon dan Kishida, yang terus maju dengan kerja sama keamanan dan ekonomi diperluas terlepas dari tekanan di dalam negeri masing-masing.
Hubungan Jepang-Korea Selatan telah lama tegang karena perselisihan pendapat terkait pendudukan brutal Jepang di Korea pada tahun 1910-1945.
Pertaruhannya tinggi. Hubungan kuat antara Jepang dan Korea Selatan, keduanya sekutu penting AS, dapat membentuk kembali lanskap keamanan di Asia Timur Laut pada waktu meningkatnya kekhawatiran mengenai perilaku China yang kian agresif dan arsenal nuklir Korea Utara yang kian berkembang.
Menciptakan Momentum
Yoon dan Kishida telah memilih untuk berfokus pada tantangan bersama terlebih dulu daripada menunggu perselisihan sejarah yang kontroversial diselesaikan.
Seorang pejabat senior di Kantor PM Jepang membela pendekatan itu, dengan mengatakan kerja sama dalam isu-isu pertahanan dan ekonomi idealnya akan “menciptakan atmosfer lebih positif” di kedua negara yang pada akhirnya akan memungkinkan kemajuan dalam berbagai bidang yang lebih sensitif.
BACA JUGA: Presiden Korsel, PM Jepang Kishida Janjikan Hubungan Seoul-Tokyo yang Lebih Baik Usai Pertemuan PuncakTokyo optimistis, antara lain karena Yoon baru satu tahun menjalani masa jabatan lima tahun kepresidenannya, kata pejabat Jepang yang berbicara kepada sekelompok kecil wartawan dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara secara terbuka mengenai masalah itu.
Yoon terus maju dengan pendekatannya ke Jepang, meskipun ini sangat tidak populer di kalangan warga Korea Selatan.
Para kritikus di Korea Selatan mengatakan hubungan kedua negara tidak dapat diperbaiki tanpa langkah-langkah lainnya oleh Jepang dalam mengatasi berbagai pelanggaran pada masa lalu. Tetapi banyak warga Jepang yang konservatif menentang langkah-langkah rekonsiliasi lebih lanjut, dengan mengatakan Tokyo tidak boleh dipaksa untuk terus minta maaf atas sejarahnya. [uh/lt]