Jepang menyatakan akan memulai kembali pembicaraan mengenai kontrol ekspor dengan Korea Selatan, setelah Seoul memberitahu Tokyo bahwa negara itu akan membatalkan aksinya terhadap Jepang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Kementerian Perdagangan Jepang mengeluarkan pernyataan tersebut hari Jumat (22/11).
Langkah itu tampaknya untuk kepentingan kedua pihak setelah Korea Selatan mengumumkan pada Jumat pagi bahwa negara itu akan melanjutkan perjanjian berbagi intelijen militer tahun 2016, yang semula diputuskan akan dihentikan oleh Jepang di tengah-tengah sengketa yang masih terus berlangsung terkait sejarah masa perang dan perdagangan kedua negara.
Jepang telah menetapkan pembatasan ekspor bahan-bahan sensitif yang sangat penting bagi industri Korea Selatan. Sementara itu Korea Selatan menyatakan itu merupakan pembalasan atas putusan pengadilannya yang menuntut ganti rugi dari perusahaan-perusahaan Jepang melakukan kerja paksa semasa pendudukan Jepang pada Perang Dunia II.
Pengumuman mengenai keputusan Korea Selatan pada hari Jumat itu menyusul dorongan kuat AS untuk menyelamatkan perjanjian berbagi intelijen, yang selama ini merupakan simbol penting kerjasama keamanan tiga negara dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dan pengaruh China yang menguat. [uh/lt]