Mesin-mesin bekas jet tempur F-15 milik Jepang sedang dipertimbangkan untuk diekspor ke Indonesia, menurut beberapa sumber pemerintah Jepang.
Idenya adalah agar mesin-mesin F-15 Angkatan Udara Bela Diri ini dipasang di jet-jet tempur F-16 Indonesia.
Pemerintah Jepang dan Indonesia telah menandatangani kesepakatan mengenai transfer alutsista dan teknologi. Mesin pesawat F-15 dan F-16 memiliki kesamaan, sehingga Tokyo berkesimpulan dapat merespons permintaan Jakarta akan mesin tersebut.
Menurut media-media di Jepang, pertimbangan itu diambil karena sulit untuk memodernisasi mesin-mesin F-15, sementara sekitar 100 di antaranya tidak akan lagi digunakan di masa mendatang.
Jepang memiliki aturan ekspor senjata yang ketat yang mencegah pengiriman peralatan dan senjata mematikan, termasuk jet tempur.
Koalisi yang berkuasa sedang mendiskusikan kemungkinan merevisi kebijakan pemerintah tentang ekspor senjata.
Pedoman operasional Tiga Prinsip Pengalihan Peralatan dan Teknologi Pertahanan Jepang saat ini membatasi pengiriman peralatan pertahanan ke luar negeri hanya untuk tujuan “penyelamatan, transportasi, kewaspadaan, pengawasan, atau penyapuan ranjau.”
Namun, mengekspornya diizinkan dalam kasus pengembangan bersama internasional. Suku-suku cadang milik Jepang dulunya sering diekspor ke Amerika Serikat.
Pemerintah diperkirakan akan mempresentasikan kebijakan tersebut pada pertemuan yang direncanakan antara Partai Demokrat Liberal (LDP) dan mitra koalisi Komeito. Beberapa tokoh di dalam LDP telah menyuarakan perlunya merevisi pedoman itu untuk memungkinkan eskspor suku cadang.
Dengan mempertimbangkan China, pemerintah Jepang bertujuan untuk mencegah situasi apa pun di Indo-Pasifik yang bisa mengubah status quo secara paksa. Diyakini bahwa dengan mengekspor mesin ini ke Indonesia, Jepang juga ingin menciptakan lingkungan keamanan yang diinginkan untuk dirinya sendiri.
Jepang dan Indonesia, sebagai negara maritim, telah membuat kemajuan dalam kerja sama pertahanan dalam beberapa tahun terakhir. [ab/lt]