Jepang, Selandia Baru Desak Pasar Terbuka untuk Dorong Pemulihan

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berpidato dalam pertemuan virtual Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 November 2020.

Para pemimpin Jepang dan Selandia Baru, Jumat (20/11) memperingatkan negara-negara mengenai godaan untuk mundur ke proteksionisme perdagangan. Mereka menyatakan bahwa mempertahankan pasar tetap terbuka merupakan cara untuk memulihkan ekonomi global yang terpukul oleh pandemi COVID-19.

Berbicara melalui tautan video dari Tokyo pada pertemuan para CEO se-Asia Pasifik, PM Jepang Yoshihide Suga mengatakan “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka akan menjadi landasan bagi kemakmuran kawasan ini.”

Jepang dan 14 negara Asia lainnya hari Minggu (15/11) menandatangani perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership). Suga, yang mulai menjabat pada September lalu, mengatakan, Jepang selanjutnya akan mendorong pakta perdagangan bebas yang lebih luas di kalangan 21 anggota forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).

Suga mengatakan, “Di tengah-tengah risiko godaan untuk mementingkan diri sendiri dalam menghadapi kemerosotan ekonomi global, membuat peraturan bagi ekonomi global yang bebas dan adil sangatlah penting.” Ia menambahkan, “Sambil terus memajukan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Jepang akan mengupayakan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik.”

Acara ini berlangsung menjelang pertemuan para pemimpin APEC pada Jumat malam yang diselenggarakan tuan rumah Malaysia. Pertemuan itu akan dilakukan melalui konferensi video karena pandemi. Para pejabat Malaysia menyatakan Presiden AS Donald Trump, yang sedang sibuk menggugat hasil pemilihan presiden baru-baru ini, akan berpartisipasi.

Keikutsertaan terakhir Trump dalam forum APEC adalah pada tahun 2017. Pada akhir pekan lalu ia juga tidak mengikuti KTT Asia Timur yang diselenggarakan secara online. Trump, atau utusannya, semula dijadwalkan berbicara kepada para CEO pada Jumat pagi tetapi kemudian membatalkannya tanpa memberikan alasan.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) dan Presiden Microsoft Brad Smith dalam pertemuan virtual APEC CEO Dialogues 2020. (Foto: Departemen Informasi Malaysia)

PM Selandia Baru Jacinda Ardern, yang berbicara kepada para CEO setelah Suga, menyuarakan harapan bahwa para pemimpin APEC akan setuju pada pertemuan mereka mengenai sasaran-sasaran pembangunan baru bagi 20 tahun mendatang yang berfokus pada perdagangan bebas, inovasi digital, serta keberlanjutan dan inklusi.

“Sementara kita menghadapi tantangan ekonomi terbesar generasi ini, kita tidak boleh mengulangi kekeliruan sejarah dengan mundur ke proteksionisme. APEC harus terus berkomitmen untuk membuat pasar tetap terbuka dan perdagangan mengalir,” ujarnya.

Sebagai pemimpin APEC tahun depan, Ardern mendesak para anggota APEC untuk bekerja sama “menghidupkan kembali pertumbuhan dan merencanakan pemulihan ekonomi yang bertahan lama” yang berkelanjutan, inklusif dan dapat berlangsung secara digital. Selandia Baru juga akan mengadakan pertemuan APEC secara virtual karena pandemi.

Ke-21 ekonomi anggota APEC adalah Australia, Brunei, Kanada, Chili, China, Hong Kong, Indonesia Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand dan Amerika Serikat. [uh/ab]