Jepang pada hari Jumat (30/12) mulai mewajibkan tes COVID-19 untuk semua pendatang dari China sebagai tindakan darurat terhadap lonjakan infeksi di sana dan ketika Jepang menghadapi peningkatan jumlah kasus dan kematian yang mencapai rekor di dalam negeri.
Jepang melaporkan 420 kematian akibat virus korona baru pada Kamis, satu hari setelah membukukan rekor satu hari sebelumnya dengan 415 kematian, menurut Kementerian Kesehatan.
Jumlah itu lebih tinggi daripada jumlah kematian harian pada puncak gelombang sebelumnya pada Agustus – sekitar 300-an. Para ahli mengatakan alasan peningkatan terbaru tidak jelas tetapi kemungkinan terkait dengan kematian akibat memburuknya penyakit kronis di kalangan pasien lanjut usia.
Jepang memperketat kebijakan perbatasannya pada hari Jumat dengan membuat tes antigen, yang sudah diberlakukan bagi pendatang yang diduga tertular COVID-19, wajib untuk semua orang yang datang dari China daratan. Mereka yang dites positif akan dikarantinakan hingga tujuh hari di fasilitas yang ditunjuk dan sampelnya akan digunakan untuk analisis genom.
Langkah-langkah tersebut dimulai menjelang liburan Tahun Baru yang ditandai dengan perjalanan dan pesta. Penerbangan langsung antara China dan Jepang akan dibatasi pada empat bandara utama Jepang untuk saat ini, kata pejabat pemerintah.
Penerbangan dari Hong Kong dan Makau akan diizinkan mendarat di tiga bandara lain -- Bandara New Chitose di Hokkaido, Bandara Fukuoka, dan Bandara Naha di Okinawa -- asalkan tidak ada penumpang yang pernah ke China daratan dalam waktu tujuh hari sebelum penerbangan.
Otoritas Hong Kong menyebut pembatasan itu “tidak masuk akal'' dan meminta otoritas Jepang untuk mencabutnya. Sebelum menambahkan tiga bandara untuk penerbangan dari Hong Kong dan Makau, pihak berwenang mengatakan bahwa 60.000 pelancong dan sekitar 250 penerbangan akan terpengaruh antara Desember dan Januari 2023.
Jepang awal tahun ini berhenti mewajibkan tes COVID-19 untuk pendatang yang setidaknya telah mendapat tiga dosis vaksin sebagai bagian dari pelonggaran langkah-langkah yang hati-hati di negara itu setelah menutup perbatasannya untuk turis asing selama sekitar dua tahun. [ab/uh]