Jerman tidak akan mengendurkan dukungan militernya untuk Ukraina, kata Kanselir Olaf Scholz, Rabu (4/9). Dia mencoba menghilangkan kekhawatiran, bahwa Berlin mungkin mengecewakan Kyiv, di tengah pemangkasan anggaran domestik dan laporan media tentang pembekuan bantuan militer baru Jerman.
“Dukungan Jerman untuk Ukraina tidak akan berhenti. Kami telah membuat keputusan, mencapai kesepakatan pertahanan dan mengamankan pendanaan tepat waktu sehingga Ukraina dapat terus bergantung sepenuhnya pada kami di masa mendatang,” kata Scholz.
Saham pertahanan Eropa turun pada pertengahan Agustus, setelah surat kabar Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung (FAS) mengatakan, kementerian keuangan Jerman tidak akan menyetujui aplikasi tambahan untuk bantuan militer Ukraina karena keterbatasan anggaran.
Seorang juru bicara pemerintah Jerman kemudian menyebut laporan itu “tidak benar” dan menegaskan kembali dukungan Berlin untuk Ukraina “selama diperlukan”.
Scholz berbicara di pangkalan militer dekat kota Panker di utara, tempat sistem pertahanan udara jarak menengah IRIS-T SLM pertama Jerman, diresmikan operasinya.
BACA JUGA: Rusia Tuduh Eropa Curi Aset yang Dibekukan untuk Danai Pertahanan UkrainaBahkan sebelum Luftwaffe melakukan pengiriman unit pertamanya, Jerman mendanai beberapa sistem IRIS-T SLM untuk Ukraina, tempat sistem tersebut terutama digunakan untuk menjaga Kyiv dari serangan rudal Rusia, menjadikannya salah satu bantuan senjata dari Barat yang paling diharapkan.
Sejauh ini, Jerman telah memasok empat dari total 12 unit IRIS-T SLM yang dijanjikan ke Kyiv, dengan dua sistem lagi akan dikirim pada akhir tahun.
“Di Ukraina, sejauh ini IRIS-T telah menembak jatuh lebih dari 250 rudal, drone, dan rudal jelajah, dan menyelamatkan banyak nyawa, dengan tingkat keberhasilan yang mengesankan sebesar 95 persen atau bahkan lebih,” kata Scholz.
Dengan jangkauan sekitar 40 kilometer dan kemampuan berputar 360 derajat, sistem yang dibuat oleh pembuat senjata Jerman Diehl telah digunakan untuk menembak jatuh rudal jelajah, yang dikirim oleh Rusia untuk menyerang pembangkit listrik dan juga pesawat, termasuk drone Shahed buatan Iran. [ns/ab]