Jerman Percepat Penghentian Pembangkit Listrik Batu Bara

Menteri Lingkungan Jerman, Svenja Schulze memberikan keterangan kepada pers terkait penghentian pembangkit listrik batu bara di Berlin, Jerman, 16 Januari 2020.

Pemerintah Jerman, Kamis (16/1) berjanji akan mempercepat penghentian penggunaan batu bara untuk membangkitkan tenaga listrik, dan akan membayar ganti rugi pada berbagai PLTB, tapi rencana ini segera ditolak oleh para aktivis lingkungan.

Kata Menteri Lingkungan Svenja Schulze, “penghentian penggunaan batu bara dimulai sekarang, dan peraturan ini mengikat,” katanya, ketika mengumumkan bahwa pembangkit listrik batu bara akan dihentikan sama sekali tahun 2035, tiga tahun lebih awal dari yang direncanakan semula.

Kanselir Angela Merkel, Kamis (16/1) mengadakan pertemuan dengan perdana menteri dari negara bagian yang masih menggunakan batu bara dan mengumumkan rencana untuk menghentikan sama sekali penggunaan batu bara yang sangat menimbulkan polusi itu.

Rancangan itu akan dirumuskan dalam sebuah RUU yang akan diserahkan ke DPR bulan ini. Sementara itu, pemerintah akan memberikan ganti rugi kepada pemilik PLTB sejumlah 4,3 milyar euro, yang pembangkit listriknya akan dihentikan dalam tahun 2020-an, kata Menteri Keuangan Olaf Scholz.

BACA JUGA: Ratusan di Jerman Protes Penggunaan Batu Bara untuk Membangkit Listrik

Pembayaran itu akan dicicil dalam waktu 15 tahun setelah PLTB-nya ditutup, kata Scholz. PLTB raksasa RWE yang punya sejumlah PLTB di negara bagian Rhine Utara dan Westphalia akan mendapat bagian terbesar, yaitu 2,6-milyar euro. Tapi RWE mengeluh bahwa pembayaran itu jauh dibawah 3,5 milyar euro yang diharapkannya.

Kira-kira 3.000 pekerja akan diberhentikan dalam waktu dekat ini, dan sekitar 6.000 lainnya menjelang tahun 2030, kebanyakan dengan memberikan pensiun dini, kata RWE. Itu berarti sekitar 60 persen jumlah pekerja PLTB yang menggunakan batu bara yang dianggap sangat kotor, atau seperempat dari seluruh pekerja RWE.

BACA JUGA: Jerman Akan Stop Penggunaan Batu Bara pada 2038

Rencana untuk menghentikan PLTB tahun 2038 sudah beredar sejak tahun lalu, tapi jadwal percepatannya selama tiga tahun tidak diterima oleh kelompok-kelompok lingkungan.

“Penghentian penggunaan batu bara bukan masalah teknis, tapi menyangkut kemauan politik, dan tahun 2035 sudah sangat terlambat,” kata Ende Gelaende, kelompok lingkungan yang telah mengatur sejumlah pendudukan atas PLTB yang menggunakan batu bara coklat yang sangat kotor.

Rencana itu juga akan menghentikan pemusnahan hutan Hambach yang terancam oleh proyek penambangan batu bara terbuka, yang dijadikan simbol gerakan anti-batu bara itu.

Kata RWE, dengan penghentian penggunaan batu bara itu, lebih dari separuh dari cadangan batu baranya yang berjumlah 2,1 milyar ton akan tetap berada di dalam tanah. [ii/jm]