Jerman Sebut Kesalahan Manusia Sebagai Penyebab Peretasan Rusia terkait Pembicaraan Rudal untuk Ukraina

  • Henry Ridgwell

Rudal Taurus terbang melintasi wilayah pesisir barat Korea Selatan dalam sebuah latihan militer pada 13 September 2017. (Foto: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP)

Jerman, pada Selasa (5/3), mengatakan bahwa kesalahan manusia adalah penyebab Rusia mendapatkan rekaman percakapan telepon antara pejabat senior militer Jerman yang membahas pasokan senjata jarak jauh ke Ukraina, dan menyangkal bahwa sistem komunikasi pemerintah negara tersebut telah disusupi.

Dalam rekaman audio, yang diterbitkan oleh lembaga penyiaran milik negara Russia Today pada Jumat (1/3) lalu, empat perwira senior Jerman – termasuk kepala angkatan udara – konon membahas pasokan rudal Taurus ke Kyiv.

Berlin tidak membantah kebenaran rekaman tersebut.

“Sistem komunikasi kami tidak dan belum tersusupi,” kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, dalam konferensi pers di Berlin pada Selasa.

“Alasan percakapan telepon masih bisa terekam di jajaran angkatan udara adalah karena kesalahan aplikasi individu. Tidak semua peserta mematuhi prosedur percakapan aman seperti yang ditentukan. Berdasarkan informasi saat ini, ada bocoran data dari partisipan di Singapura. Dia terhubung melalui koneksi yang tidak sah, yaitu melalui koneksi terbuka,” kata Pistorius.

BACA JUGA: Hadapi Ancaman Rusia, Uni Eropa Gelar Rencana Tingkatkan Industri Pertahanan

Rekaman itu diterbitkan pada hari yang sama dengan pemakaman mendiang politisi oposisi Rusia Alexei Navalny, yang meninggal dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan dua minggu lalu di penjara Arktik.

Intelijen Rusia

Rekaman tersebut telah menimbulkan pertanyaan tentang informasi intelijen lain yang dapat diperoleh Rusia, kata Marina Miron, seorang analis pertahanan di Departemen Program Studi Perang di King’s College London.

“Yang tidak kita ketahui adalah apa lagi yang mereka ketahui. Ini adalah satu-satunya percakan yang mereka putuskan untuk diungkapkan. Dan mungkin Rusia mengetahui semua pengiriman [senjata], di mana pengirimannya dilakukan. Dan hal ini sangat, sangat serius, khususnya dalam hal kepercayaan dalam hal pembagian intelijen antara Jerman dan negara mitra lainnya. Menurut saya, hal ini tentu saja menguntungkan Rusia. Karena idenya bukan untuk berperang dengan NATO secara kinetik – sebuah perang terbuka – namun untuk menggoyahkan aliansi tersebut dari dalam,” kata Miron kepada VOA.

Taurus

Jerman telah berulang kali menolak untuk memasok rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina sejak invasi Rusia terhadap negara tersebut pada tahun 2022, dengan alasan risiko eskalasi dengan Moskow. Namun, rekaman audio itu menunjukkan bahwa tokoh militer senior mendukung pasokan rudal itu ke Kyiv.

“Hal ini menunjukkan kepada saya bahwa ada semacam ketidaksepakatan antara komando yang lebih tinggi dan apa yang mereka anggap bisa dilakukan, dan bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh para pemimpin politik. Ini menimbulkan pertanyaan, 'Apa kaitannya di sana?'” tambah Miron.

Api dan asap mengepul dari arah jembatan Kerch yang menghubungkan wilayah daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea di Kerch, Krimea, pada 8 Oktober 2022. (Foto: AP)

Dalam rekaman tersebut, para pejabat berspekulasi apakah rudal Taurus dapat menghantam Jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea yang dikuasai Rusia ke daratan.

Keterlibatan Inggris

Rekaman itu juga menunjukkan bahwa personel militer Inggris berada di Ukraina untuk mengajari pasukan Kyiv cara mengoperasikan rudal jarak jauh Storm Shadow yang disediakan oleh London.

Pemerintah Inggris belum berkomentar terkait hal itu.

Rusia mengklaim rekaman tersebut menunjukkan keterlibatan “barat secara kolektif” dalam konflik tersebut.

“Mereka terus-menerus menegaskan bahwa Barat tidak berperang dengan Rusia, Barat hanya memasok senjata. Lalu ternyata ada warga negara Barat di sana [di Ukraina]. Mereka bilang ya, tapi mereka tentara bayaran. Mereka pensiun dari dinas militer. [Hal itu] meragukan dalam sebagian besar kasus,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin (4/3).

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa audio tersebut membuktikan Jerman belum sepenuhnya “dibebaskan dari pengaruh nazi” – bahasa yang dikecam keras oleh Berlin.

BACA JUGA: Ukraina Jatuhkan 18 Drone dan Tembak Kapal Patroli Rusia

Jerman membantah interpretasi Rusia atas percakapan tersebut dan menggambarkannya sebagai bagian dari kampanye disinformasi Moskow.

“Sangat jelas klaim bahwa pidato ini akan membuktikan bahwa Jerman sedang mempersiapkan perang melawan Rusia adalah propaganda Rusia yang sangat terkenal,” kata juru bicara pemerintah Wolfgang Büchner kepada wartawan pada hari Senin.

Dampak rudal

Rusia khawatir jika Ukraina memperoleh rudal jarak jauh dari sekutu Baratnya, maka logistik dan jalur pasokannya akan sangat terganggu, kata Miron.

“Saya tidak menganggap bahwa [Kanselir Jerman] Olaf Scholz akan mengizinkan rudal Taurus dikerahkan ke Ukraina.”

“Jadi, saya pikir dengan dirilisnya rekaman ini, Rusia ingin memastikan hal ini tidak terjadi, karena dengan tekanan eksternal, Scholz mengizinkan tank Leopard dikirim ke Ukraina. Dan mereka hanya ingin menghindari kemungkinan seperti itu, karena hal itu akan menimbulkan masalah bagi Rusia,” kata Miron. [my/rs]