Jerman Serukan Negara-negara Eropa Berbagi Tampung Migran

Para migran menunggu polisi perbatasan di Makedonia membolehkan mereka memasuki pagar perbatasan antara Yunani dan Makedonia (28/8).

Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan negara-negara lain di Eropa agar berbuat lebih banyak guna berbagi beban dalam menampung ribuan migran.

Kanselir Jerman Angela Merkel hari Senin (31/8) menyerukan negara-negara lain di Eropa agar berbuat lebih banyak guna berbagi beban ribuan migran yang mengalir ke benua itu, tetapi sebagian negara tetangga Jerman menolak permohonannya.

Jerman menerima lebih banyak pengungsi dibandingkan negara Eropa lainnya. Total bisa mencapai 800 ribu pada akhir tahun; tetapi Slowakia, Republik Ceko, Hungaria dan Polandia termasuk negara-negara yang memblokir rencana negara-negara anggota Uni Eropa untuk menerima sejumlah tertentu pengungsi.

Perdana Menteri Slowakia Robert Fico mengatakan negaranya "tidak akan pernah menyetujui" kuota jumlah tertentu pengungsi yang akan diterima. Ia mengatakan umumnya migran itu menuju Eropa dari negara-negara yang dilanda perang di Timur Tengah dan Afrika.

Mereka menempuh perjalanan berbahaya ke Eropa karena alasan ekonomi dan harus dikembalikan ke negara asal mereka.

Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius hari Minggu menuduh negara-negara Eropa Timur, terutama Hungaria, menerapkan kebijakan "bersifat skandal" terhadap migran yang bertentangan dengan nilai-nilai Uni Eropa. Budapest membuat pagar empat meter di selatan negaranya yang berbatasan dengan Serbia guna mencegah migran menyeberang ke Hungaria.

Ketua Organisasi Internasional untuk Migrasi, Jenderal William Lacy Swing, mengatakan organisasi bantuan seperti yang ia ketuai bersedia membantu pemerintah Eropa mengatasi lonjakan migran, tetapi sebagian Eropa perlu menepis "faktor ketakutan" menerima pengungsi.

Austria memblokir kereta tujuan Munchen di perbatasan Hungaria hari Senin sementara pihak berwenang mencari pedagang manusia dan mempertanyakan apakah 300-400 migran di kereta itu, umumnya dari Suriah, mengantongi dokumen yang tepat untuk melanjutkan perjalanan ke jantung Eropa.

Menteri-menteri dalam negeri dari Inggris, Perancis dan Jerman hari Minggu (30/8) telah menyerukan tindakan mendesak untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan ribuan migran ke Eropa, yang telah memecah negara-negara Eropa ketika mereka memperdebatkan cara-cara menanggapinya.

Menteri Dalam Negeri dari Inggris Theresa Mei, dari Perancis Bernard Cazeneuve dan dari Jerman Thomas de Maiziere, mengeluarkan pernyataan bersama hari Minggu meminta presiden Uni Eropa saat ini, Luksemburg, agar mengadakan pertemuan dalam waktu dua minggu.

Luksemburg mengatakan akan mengadakan pembicaraan yang melibatkan menteri dalam negeri dan kehakiman dari negara-negara anggota Uni Eropa pada 14 September di Brussels untuk "memperkuat respon Eropa."

Menyebut situasi itu sebagai "luar biasa," para menteri menyerukan penanganan migran yang lebih baik di Italia dan Yunani, yang menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi merupakan titik pendaratan utama bagi lebih dari 322.000 migran yang telah menyeberangi Laut tengah tahun ini.