Polisi dan penjaga perbatasan Jerman, pada Senin mulai melakukan pemeriksaan mendadak terhadap orang-orang yang tiba di seluruh perbatasan darat negara itu. Pihak berwenang mengatakan mereka menargetkan para migran yang dicurigai sebagai migran gelap.
Dieter Hutt, Juru Bicara Kepolisian Federal Jerman mengatakan, “Kami ingin meminimalkan ketidaknyamanan para pengguna lalu lintas darat dan pergerakan barang.”
Jerman merupakan bagian dari zona bebas paspor Schengen di Eropa. Para anggotanya bisa memberlakukan pemeriksaan perbatasan jika ada ancaman serius terhadap kebijakan publik atau keamanan internal.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan langkah ini diperlukan.“Jumlah migran yang datang ke Jerman secara ilegal terlalu banyak,” sebutnya.
Jerman menerima lebih dari satu juta migran pada 2015 setelah pergolakan Arab. Jerman juga menampung lebih dari satu juta pengungsi Ukraina.
Masuknya para pengungsi ini memicu reaksi dari sebagian pemilih - yang beralih ke partai sayap kanan Alternative for Germany - yang meraih kemenangan mengejutkan dalam pemilihan umum regional baru-baru ini.
Banyak negara tetangga Jerman bereaksi marah terhadap pemeriksaan perbatasan ini, termasuk Perdana Menteri Polandia. "Saya tidak meragukan bahwa situasi politik dalam negeri di Jermanlah yang menyebabkan langkah-langkah ini diterapkan, dan bukan karena kebijakan kita terhadap imigrasi ilegal di perbatasan kita," sebut Donald Tusk.
Pemeriksaan perbatasan dapat merusak persatuan Eropa dalam jangka panjang, kata analis Raphael Bossong dari Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan. “Hal ini bisa memperburuk tren saling tuduh, kebangkitan negara-negara yang beraliran kanan dan sangat meragukan Eropa, dan kita tidak tahu ke mana arah tren semacam ini,” komentarnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Jerman juga meningkatkan pemulangan para pencari suaka yang gagal. Apakah tindakan keras ini akan berdampak pada imigrasi? Bossong mengatakan ini adalah masalah yang rumit.
“Kita tidak berurusan dengan paket atau kontainer. Kita berurusan dengan manusia. Dan kita juga berurusan dengan beragam pemicu migrasi ilegal. Ya, sebagian mungkin rentan terhadap insentif atau pengawasan yang berbeda, yang lain mungkin tidak terlalu rentan, mengingat berbagai perang dan konflik di lingkungan Eropa kita. Dan ini di luar kekuasaan kita," imbuhnya.
Sementara itu, seorang pejabat pemerintah baru-baru ini mengatakan bahwa Jerman bisa mengupayakan kesepakatan dengan Rwanda guna mengirim pencari suaka ke sana untuk diproses.
Inggris membatalkan rencana serupa pada Juli. [my/ns]