Sebuah jet tempur China berada dalam jarak 10 kaki (3 meter) dengan bomber AS B-52 yang terbang di atas Laut China Selatan, sehingga hampir menyebabkan kecelakaan, kata militer AS, menekankan potensi kecelakaan sewaktu kedua negara bersaing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan.
Dalam pencegatan malam hari, jet tempur mesin ganda Shenyang J-11 mendekati pesawat Angkatan udara AS itu dengan “kecepatan berlebihan yang tidak terkendali, terbang di bawah, di depan, dan dalam jarak 10 kaki dari B-52, membuat kedua pesawat berisiko bertabrakan,” kata Komando Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Kamis.
“Kami khawatir pilot ini tidak sadar betapa dekatnya ia menyebabkan tabrakan,” kata militer.
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar, tetapi pada insiden serupa pada Mei lalu, pemerintah China mengesampingkan keluhan Amerika dan meminta agar Washington mengakhiri penerbangan di atas Laut China Selatan.
China semakin tegas dalam mengajukan klaimnya atas sebagian besar Laut China Selatan sebagai perairan teritorialnya, sikap yang ditolak oleh AS dan negara-negara lainnya yang menggunakan kawasan yang luas itu untuk pelayaran.
Klaim China telah menyebabkan sengketa teritorial berkepanjangan dengan negara-negara lain di Laut China Selatan, salah satu jalur perdagangan paling sibuk di dunia. Sebuah kapal garda pantai China dan kapal pendampingnya pekan lalu menabrak kapal garda pantai Filipina dan kapal pembawa pasokan logistik militer di perairan dangkal yang diperebutkan itu.
Menyusul insiden tersebut, Presiden Joe Biden mengulangi peringatan bahwa AS wajib membela Filipina, sekutunya di Asia, jika pasukan, pesawat atau kapal Filipina diserang. Ia berbicara dalam konferensi pers dengan PM Australia Anthony Albanese hari Rabu di Gedung Putih.
China bereaksi dengan mengatakan AS tidak punya hak untuk mencampuri sengketa Beijing dengan Manila.
BACA JUGA: AS Perbarui Peringatan akan Bela Filipina Setelah Insiden dengan Kapal China di Laut China Selatan“Komitmen pertahanan AS untuk Filipina tidak boleh mengganggu kedaulatan dan hak maritim serta kepentingan China di Laut China Selatan, dan juga tidak boleh mendukung klaim ilegal oleh Filipina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Kamis dalam konferensi pers di Beijing.
AS dan sekutu-sekutunya secara rutin melakukan manuver maritim di Laut China Selatan, dan secara rutin menerbangkan pesawat di atas area untuk menekankan bahwa perairan dan angkasa di sana adalah wilayah internasional.
B-52 “secara sah melakukan operasi rutin di Laut China Selatan di wilayah udara internasional” ketika dicegat oleh J-11 pada hari Selasa, kata militer AS. [uh/ab]